Hal tersebut dilakukan secara rutin selama masa penjajahan hingga akhirnya Indonesia merdeka.
BACA JUGA:Pertama Dengar Adzan di Lapangan Latihan, Ragnar Oratmangoen: Itu Sangat Indah!
BACA JUGA:Kisah Mualaf Ragnar Oratmangoen, Sering Diajak ke Masjid Ketika Remaja
Dikutip dari beberapa sumber, dari sejarah tersebut tradisi mengirimkan makanan terbentuk.
Kebiasaan mengirimkan makanan tidak berhenti sampai disitu. Melainkan terus berlanjut di hari Lebaran dan Natal dengan memberikan makanan kepada keluarga para pejuang.
Pengiriman makanan dikemas dalam bentuk parcel dan terus berkembang hingga sekarang.
Tradisi mengirimkan parcel dilihat sebagai ladang bisnis musiman yang cukup menjanjikan.
BACA JUGA:Dua Pekan Jelang Lebaran, Philippe Troussier Jadi Pengangguran
BACA JUGA:Komisi IX DPR RI Minta Kemenaker Segera Buat Regulasi Soal THR untuk Ojol
Tak heran jika jelang momen Lebaran maupun Natal, muncul banyak pedagang musiman yang menjajakan parcel dengan ragam bentuk dan harga.*