CIREBON-Profesi sebagai seorang anggota intel atau intelijen nampaknya masih dinilai strategis, bonafit, prestis, sekaligus disegani masyarakat. Bahkan sebagian masyarakat masih takut dan tidak mau berurusan dengan intelijen. Kondisi seperti ini dimanfaatkan pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggungjawab, untuk mencari keuntungan materi maupun kepentingan pribadi dengan mengaku sebagai seorang anggota intelijen. Data yang dihimpun media ini, Mapolres Kota Tangerang, Banten, berhasil menangkap seseorang berinisial AS sebagai anggota TNI gadungan berpangkat Mayor Jendral (Mayjen) yang mengaku diperbantukan pada Badan Intelijen Negara (BIN). \"Pelaku mengaku sebagai anggota TNI berpangkat Mayjen yang diperbantukan pada Badan Intelijen Negara dan melakukan penipuan,\" kata Kasatreskrim Polres Kota Tangerang, Kompol Shinto Silitonga di Tangerang. Masih soal intel BIN gadungan, Ahmad Sangaji, pria 31 tahun asal Kabupaten Morotai, yang indekos di bilangan Kelurahan Kalumata Ternate Selatan itu, dibekuk petugas intelejen Kodim 1501 Ternate dalam kamarnya Sabtu (15/2) dini hari sekitar pukul 02.30. Ahmad Sangaji, setelah beberapa bulan belakangan mengaku sebagai anggota Badan Intelijen Negara (BIN) yang ditugaskan di Maluku Utara. \"Celakanya mereka bangga menjadi intel gadungan untuk menipu dan menakut-nakuti pihak yang sedang ada masalah. Oleh karena itu, masyarakat dihimbau agar selalu waspada terhadap pihak-pihak yang mengaku sebagai intel atau anggota Badan Intelijen Negara (BIN),\" demikian rilis peringatan Badan Intelijen Negara (BIN). Dalam kondisi sebenarnya anggota intelijen tidak boleh sembarangan mengaku sebagai intel, apalagi hanya sekedar untuk memperoleh keuntungan pribadi. Hal ini merupakan bagian dari Sumpah Intelijen. Anggota intelijen BIN disumpah tidak boleh mengaku dan selalu merahasiakan identitasnya dalam setiap menjalankan tugas dan kehidupan sehari-hari, kecuali pejabat yang sedang menjalankan tugas koordinasi dengan instansi lain atas perintah pimpinan BIN. Fenomena intel gadungan dengan mengaku sebagai anggota BIN, akhir-akhir ini semakin marak di sejumlah wilayah di tanah air. Aksi para intel gadungan ini harus diwaspadai, karena disamping dapat merugikan masyarakat juga dapat mencoreng nama baik institusi intelijen, termasuk Badan Intelijen Negara (BIN). Kasus intel gadungan tidak hanya terjadi pada institusi BIN saja, melainkan juga sering dialami oleh institusi yang memiliki unit intelijen seperti TNI, Polri, Kemendagri, Kejaksaan dan Bea Cukai. Banyaknya pihak yang mengaku intel karena dilatarbelakangi fenomena yang berkembang di masyarakat bahwa profesi aparat intelijen adalah profesi strategis yang dianggap dapat memudahkan penyelesaian segala persoalan. Oleh karena itu, masyarakat harus selalu waspada dan tidak mudah percaya begitu saja jika menemukan orang yang mengaku intel. Pada prinsipnya seorang aparat intelijen harus menjaga rahasia pekerjaannya sekeras-kerasnya. Ciri-ciri intel gadungan berdasarkan identifikasi di lapangan yang selama ini sering merugikan institusi BIN, antara lain : a. Intel gadungan cenderung menunjukkan arogansi berlebihan di depan publik, berbagai macam modus mereka gunakan untuk topeng dalam menjalankan aksinya, mulai dari penggunaan kartu anggota/ID palsu, penyebutan kolega yang pernah bekerja di organisasi intelijen, penunjukkan pistol asli/palsu dan lain sebagainya. b. Aksi yang mereka lakukan tidak tanggung-tanggung, seperti penipuan, intimidasi, mengurus kasus, dan lain sebagainya. Tidak jarang dalam even besar baik nasional maupun internasional, intel-intel gadungan beredar untuk menunjukkan eksistensinya dan melakukan kegiatan yang mencolok seperti kegiatan mematai-matai, melakukan pengamatan atau yang lainnya. c. Biasanya intel gadungan berperilaku sering memamerkan siapa dirinya di depan umum tanpa ada rasa bersalah, bertindak superior, dan masih banyak lainnya. Pengakuan eksistensi diri sangat bertentangan dengan jati diri intelijen yang sebenarnya. Seorang intel sejati menutup identitasnya secara rapat, bahkan tidak mudah untuk mengorek jati dirinya. Intel tidak akan menunjukkan kartu keanggotaannya dengan mudah kepada siapa pun, termasuk kepada keluarga terdekat sekalipun. d. Sering bersikap berlebihan, gerak-geriknya sangat mencolok karena ingin menunjukkan jati dirinya sebagai intel, meskipun itu intel gadungan. Bahkan menggertak orang yang dihadapi agar mau melakukan keinginannya. e. Perilaku intel gadungan pada ujungnya hanya ingin sekedar meminta uang atau materi. Masyarakat diharapkan, imbauan Badan Intelijen Negara (BIN), mempercayakan proses penyelidikan terhadap anggota intelijen gadungan kepada aparat dengan mengenyampingkan tindakan main hakim sendiri. (wb)
Waspadai Intel ‘BIN’ Gadungan!
Senin 24-02-2014,19:12 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :