BANDUNG – Tahun lalu, STMIK CIC Kota Cirebon dengan nyaman berlaga di final Divisi Utama Liga Sepakbola Mahasiswa Jawa Barat (Lismajab). Ketika itu, STMIK CIC bertemu STKIP Pasundan Kota Cimahi. Sayang, satu-satunya wakil Kota Cirebon yang berlaga di final tersebut kalah lewat drama adu penalti dengan skor 2-5. Usai laga tersebut, manajemen tim STMIK CIC benar-benar tak mau kembali menjadi runner-up tahun 2014. Mereka juga berambisi menghapus kutukan Stadion Siliwangi Bandung yang dirasa angker. Itu dibuktikan dengan rekor gagal STMIK CIC di stadion tersebut. Sebelum final Lismajab 2013, tahun 2011 STMIK CIC kalah tipis 0-1 oleh Uncen Papua di final Liga Pendidikan Indonesia (LPI) tingkat nasional. Setahun kemudian, mereka tumbang atas Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya di final Lismajab, juga dengan drama adu penalti dengan skor 2-5. Tradisi gagal juara di Stadion Siliwangi tampaknya terlalu jauh tahun ini. Jangankan untuk mencapai tiket final. Di babak penyisihan lanjutan Grup III Divisi Utama Lismajab kemarin, STMIK CIC justru tersingkir. Pada akhirnya, mereka hanya menjadi penonton di putaran kedua dan final nanti. Berlangsung di lapangan Bentang Lembang, Kabupaten Bandung Barat kemarin, STMIK CIC kalah 0-3 oleh UPI Bandung. STMIK CIC gagal melaju ke putaran kedua. Sedangkan UPI dan UIN Bandung berhak lolos dengan poin 7. UIN yang kalah selisih gol berada di posisi kedua. Sementara STMIK CIC tak beranjak dari peringkat ketiga dengan poin 3, lalu ITB menjadi juru kunci dengan poin 0. Manajer STMIK CIC Amroni SE mengakui ketangguhan UPI Bandung. Determinasi UPI sepanjang 2x45 menit tidak mampu ditepis barisan belakang. Kombinasi empat pemain belakang seperti Fuad, Irfan, Nandar dan Febi gagal mengantisipasi serangan UPI dengan baik. Selain itu, absennya dua pemain kunci, Amir dan Rian Anthoni diakui Amroni sebagai titik lemah STMIK CIC. Amir sebagai playmaker terkena sanksi larangan bermain akibat kartu merah saat menghadapi UIN di laga perdana. Sedangkan Rian, salah satu pencetak gol saat mengalahkan ITB di laga kedua, tengah sakit. “Kita semua kecewa. Kita gagal mempertahankan prestasi yang kita genggam selama dua tahun berturut-turut. Namun, kegagalan ini pun menjadi pelajaran berharga bagi kita,” tutur Amroni. Amroni mengungkapkan, kualitas tim di Divisi Utama Lismajab tahun ini meningkat. Materi pemain rata-rata standar Divisi I Liga Indonesia. Menurut Amroni, STMIK CIC gagal mengikuti perkembangan kualitas tim di turnamen antar perguruan tinggi tersebut. Karena itu, musim depan manajemen STMIK CIC akan lebih selektif memilih pemain. “Musim depan kita harus kembali ke top level. Bersaing dengan tim-tim papan atas. Makanya persiapan kita tidak akan main-main,” pungkasnya. (ttr)
0 STMIK CIC v UPI Bandung 3, Selamat Tinggal Trofi Lismajab
Rabu 26-02-2014,08:06 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :