"Seseorang harus benar-benar aware bahwa ada hal yang dilakukan yang mana jadi batasan untuk orang lain agar tidak bisa masuk ke dalam diri kita, harus bisa membatasi," ungkapnya.
Dalam kasus dokter spesialis misalnya, ada faktor senioritas, studi, juga tekanan dari lingkungan yang tak kalah hebat menjadi tekanan pada diri sendiri.
Jika seseorang memahami kan apa yang ia bisa lakukan dan memahami dirinya endiri epresi mayor seharusnya tidak terjadi. "Paksaan dan tekanan sering kali membawa mereka pada kondisi depresi mayor," jelasnya.
Seperti banyak yang dijumpai, di dunia kedokteran tak sedikit mahasiswa kedokteran yang berasal dari salah satu keluarga yang juga menjadi dokter.
BACA JUGA:Isu Kereta Anjlok di Mertapada Cirebon saat Gempa Garut, PT KAI: TIdak Ada, Hanya Diberhentikan
Hal ini mungkin menjadi semacam tuntutan untuk beberapa mahasiswa. Sehingga perlu dilihat lagi apakah keputusan mereka benar-benar passion an panggilan hati atau justru hal lain.
"Orang tua harus supportive sehingga secara emosional hubungan keduanya bisa hangat dan anak memiliki support system yang kuat," tuturnya.
Depresi mayor hingga berakhir pada suicidal behavior tentu bisa terjadi pada siapa saja. Namun tentu hal ini bisa dihindari jika seseorang memiliki support system.
Jangan sampai mereka benar-benar merasa sendiri sehingga ingin engakhiri hidupnya.
BACA JUGA:Sekda Jabar: Kepala Perangkat Daerah Segera Data Dampak Gempa Garut
Meskipun seseorang datang ke profesional untuk membantu dalam hal ini, psikoterasi yang dilakukan memilki angka keberhasilan tau kesembuhan ketika seseorang memiliki support system.
"Ketika mereka menjalani psikoterapi tapi kurang support system maka waktu pemulihan pun akan butuh effort lebih besar, support system sangat dibutuhkan untuk pemulihan ini," tukasnya.