Fomo atau Jomo, Respons Bijak Atasi Tekanan Tren di Era Digital

Fomo atau Jomo, Respons Bijak Atasi Tekanan Tren di Era Digital

: Mahasiswa Prodi Kesehatan Universitas UBHI menggelar seminar profesi bertema Strategi Promosi Kesehatan Dalam Penanggulangan Kesehatan Mental Dalam Era Fomo dan Jomo.-ubhi ciremai-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Di era digital seperti saat ini, masyarakat dihadapkan pada dua fenomena yang berbeda; Fomo dan Jomo. Kedua fenomena ini memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan sehari-hari.

Terutama pada sikap dan perilaku individu dalam hubungan sosial mereka hingga kesehatan mental.

Seminar tentang Strategi Promosi Kesehatan Dalam Penanggulangan Kesehatan Mental Dalam Era Fomo dan Jomo ini digelar Mahasiswa Prodi S1 Kesehatan Masyarakat, Peminatan Promosi Kesehatan Universitas Bhakti Husada Indonesia (UBHI) Ciremai.

Dijelaskan bahwa era digital yang berkembang begitu pesat cukup berdampak terhadap kesehatan mental masyarakat, khususnya pada Gen Z.

BACA JUGA:Diduga Mau Tawuran, 4 Remaja Diamankan Polsek Kedawung di Tengah Tani

Dua narasumber yang menjadi narasumber dalam seminar tersebut, yaitu Letkol CKM dr Hayat Amin SpKj Komandan Detasemen Kesehatan Wilayah 03.04.03 Cirebon, dan Dra Tuti Surtimanah MKM Ketua PPPKMI Jawa Barat menjelaskan bahwa Fomo atau Fear of Missing Out adalah rasa cemas atau takut ketinggalan terhadap tren, informasi, atau pengalaman menarik tertentu.

Seseorang yang mengalami Fomo biasanya akan terjebak dalam situasi membandingkan diri dengan orang lain, serta merasa terobsesi untuk melakukan hal yang sama seperti yang orang lain lakukan.

Sementara Jomo atau Joy of Missing Out adalah rasa bahagia atau lega ketika memilih untuk tidak mengikuti atau melewatkan sesuatu yang tidak penting atau tidak menyenangkan. Fenomena ini sering kali muncul ketika seseorang lebih memilih untuk tidak mengikuti tren atau kegiatan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau prioritasnya.

Baik Fomo maupun Jomo, pada dasarnya, berfokus pada bagaimana individu merespon lingkungan sosial dan bagaimana itu mempengaruhi perasaan mereka. Keduanya dapat mencerminkan tingkat kesadaran diri seseorang terhadap prioritas hidup mereka.

BACA JUGA:100 Hari Kepemimpinan, Pemerintah Catatkan Laju Positif Sektor Pariwisata

Dalam kesempatan yang sama, Rektor UBHI, Dr H Abdal Rohim SKp MH Abdal Rohim dalam sambutannya mengungkapkan pentingnya kesehatan mental, terutama di era digital seperti saat ini. Terutama di kalangan remaja. “Seminar ini bertujuan memberikan wawasan dan pengetahuan terkait kesehatan mental di era Fomo dan Jomo," kata Rektor UBHI.

Sementara itu, ketua pelaksana kegiatan, Nabila, mengungkapkan bahwa kegiatam seminar ini berhasil menarik sebanyak 235 peserta dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa dan masyarakat umum dari seluruh Indonesia, termasuk oleh Koordinator Kampus UBHI Ciremai, H Kanapi SKep Ns MKep

Selain materi yang disampaikan oleh narasumber, mahasiswa Prodi S1 Kesehatan Masyarakat yang bernama Yesi juga mempresentasikan penelitiannya tentang "Analisis Determinan Kesehatan Mental Pada Gen Z". Penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan promosi kesehatan tentang kesehatan mental memiliki hubungan yang signifikan dengan peningkatan pengetahuan siswa.

“Melalui seminar ini, diharapkan dapat memberikan manfaat dan wawasan baru bagi semua peserta. Serta memberikan inspirasi yang bermanfaat untuk kita semua," kata Nabila. (awr/opl)

BACA JUGA:Pimpin Sidang Perdana DPN, Presiden Prabowo Tegaskan Pertahanan sebagai Fondasi Utama Negara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: