BACA JUGA:Partai Nasdem dan PKS Sudah Komunikasi dengan PDI Perjuangan, PKB Bisa Ditinggal
BACA JUGA:Ketua KPU RI: Caleg Terpilih Pemilu 2024 Tidak Wajib Mundur Jika Maju Pilkada Serentak
Ternyata, tidak lama kemudian, HP tersebut sudah tidak ada lagi. Termasuk sepeda.
Diduga dengan perekonomian keluarga yang kekurangan, barang tersebut dipakai atau dijual untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Anak tersebut kembali mengalami depresi dan sering mengamuk. Bahkan berusaha untuk kabur dari rumah.
Dalam beberapa kesempatan A sempat dibawa ke RSD Gunung Jati dan disarankan menjalani rawat inap agar dapat dilakukan observasi.
Waktu itu, pihak keluarga menghendaki untuk melakukan rawat jalan saja. Kondisi tersebut justru membuat kondisi A bertambah parah. Bahkan A juga sempat kabur sampai ke Kabupaten Kuningan.
Sementara itu, Pekerja Sosial Anak Dinas Sosial (Dinsos) Kota Cirebon Siti Fatimah mengungkapkan bahwa banyak faktor yang membuat seorang anak mengalami depresi.
Antara lain masalah di kehidupan, riwayat keluarga, pola asuh yang tak maksimal, lingkungan, faktor genetik, dan lainnya.
Terkait dengan pola asuh, Siti menekankan pemenuhan hak dan perlindungan anak.
Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua, lanjutnya, memiliki peran yang penting dalam membentuk karakter anak.
Tidak hanya itu, pola asuh anak juga turut memengaruhi kesehatan mental sang anak.
“Misalnya karena pola asuh orang tua yang terlalu keras, atau selalu melihat pertengkaran dalam keluarga atau juga mengalami kondiai broken home, itu bisa meningkatkan resiko depresi pada anak. Oleh karena itu, pemenuhan hak dan perlindungan pada anak harus diutamakan," katanya.
Terkait dengan kondisi yang dialami oleh A, Pekerja Sosial Anak Dinsos Kota Cirebon sebelumnya pernah melakukan pendampingan.
Saat itu, bersama dengan pihak terkait, A dibawa ke Pusat Pelayanan Terpadu RSD Gunung Jati. Tujuannya, melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap A.
“Kami berharap A ini rutin ke psikiater, harus minum obat sesuai yang diresepkan oleh psikiater. Kami siap mendampingi A," ujar Siti Fatimah.