Kasus Vina Picu Lonjakan Berita Hoaks Kriminal di Cirebon

Senin 20-05-2024,15:30 WIB
Reporter : Samsul Huda
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Kasus pembunuhan dan perkosaan yang dialami Vina Dewi Arsita dan Muhammad Rizky (Eky) kembali menjadi sorotan dan memicu lonjakan berita hoaks di Cirebon.

Ketua Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (RTIK) Kabupaten Cirebon, Akhmad Rofahan, melaporkan bahwa jumlah berita hoaks di Cirebon meningkat tajam hingga 1.000 persen bulan ini.

"Biasanya kami hanya menerima 1-3 laporan hoaks per bulan, namun kali ini jumlahnya melonjak tajam," ujar Rofahan pada Senin, 20 Mei 2024.

Masih kata Rofahan, hoaks biasanya berkaitan dengan penipuan seperti penyalahgunaan nomor telepon pejabat atau lowongan pekerjaan palsu, tetapi dua minggu terakhir, hoaks didominasi oleh kasus kriminal.

BACA JUGA:Harkitnas, Lahirnya Cara Berpikir Baru di Zaman Baru

Lonjakan ini terjadi akibat tiga kasus besar yang menggemparkan publik: penemuan mayat di Desa Tegalgubug Lor, penemuan mayat di kos Kedawung, dan kasus pembunuhan Vina. Menurut Rofahan, ketiga kasus ini menyumbang banyak informasi hoaks yang menyebar baik di tingkat lokal maupun nasional.

"Tiga kasus ini cukup memiliki andil besar, dalam meningkatnya informasi hoaks di Cirebon dalam dua minggu terakhir ini. Bahkan, hampir ada sebanyak 40 informasi hoaks yang bersumber dari peristiwa di Kabupaten Cirebon, yang akhirnya tersebar di level lokal maupun nasional," terangnya.

Kasus penemuan mayat di Tegal Gubug, misalnya, diselimuti informasi salah bahwa penyebabnya karena hamil dan dibunuh, padahal itu tidak benar. Namun, hoaks paling banyak bersumber dari kasus pembunuhan Vina pada tahun 2016.

Hal ini, kata Rofahan, dikarenakan banyaknya masyarakat yang mengutarakan asumsinya melalui media sosial. Fatalnya, asumsi-asumsi yang dipublikasikan itu, banyak yang dimakan mentah-mentah oleh Netizen, dan kemudian dibagikan ulang, seakan-akan informasi tersebut adalah fakta.

BACA JUGA:Mayor Purn Suanda di Mata Teman Seangkatan, Drajat: Sempat Menelpon Tapi Masih di Atas

Tidak sedikit juga, netizen yang menggunakan ilmu cocokologi, untuk ikut berupaya mengungkap kasus ini. Hal tersebut, membuat banyak warga lainnya yang menjadi korban. Contohnya, banyak akun dengan nama Egi,dipublikasikan oleh netizen dan dianggap sebagai pelaku yang DPO.

"Beberapa akun dengan nama Egi dituduh sebagai pelaku oleh netizen, padahal tidak ada bukti kuat," tambah Rofahan. Akibatnya, pemilik akun tersebut mengalami tekanan dan harus memberikan klarifikasi.

"Sekarang banyak orang harus klarifikasi, karena namanya dikaitkan dengan kasus Vina," tuturnya. Agar penyebaran hoaks ini tidak terus terulang, Rofahan meminta kepada masyarakat, untuk lebih bijak lagi dalam menyebarkan informasi.

Ia juga menyarankan untuk tidak menyebut nama orang, nama akun atau lainnya, jika hal tersebut masih berupa praduga yang belum tentu kebenarannya. "Karena jika merasa dirugikan, bisa dilaporkan dengan menggunakan UU ITE," kata Rofahan.

BACA JUGA:Profil Mayor Purn Suanda Korban Pesawat Jatuh Asal Cirebon, Masuk TNI Tahun 1991

Rofahan juga mendorong Aparat Penegak Hukum (APH), untuk bisa segera mengungkap dan menyelesaikan kasus ini, agar tidak menjadi lebih liar. Karena menurut Rofahan, salah satu cara untuk bisa menyelesaikan penyebaran hoaks ini, yaitu dengan adanya kepastian hukum atas kasus tersebut.

"Kalau masalah ini bisa selesai, saya yakin penyebaram hoaks ini akan segera mereda," pungkasnya. (sam)

Kategori :