Di Balik Indahnya Lampu Jalan Siliwangi Kuningan, PKL Menjerit

Kamis 13-06-2024,10:00 WIB
Reporter : Agus Sugiarto
Editor : Asep Kurnia

KUNINGAN, RADARCIREBON.COM - Di balik indahnya gemerlapnya lampu di Jalan SIliwangi Kuningan, para pedagang kaki lima (PKL) tengah menjerit.

Kondisi tersebut imbas dari kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kuningan dalam melakukan panataan kota.

Para PKL yang biasanya melakukan aktivitas jualan di sekitar komplek pertokoan Jalan Siliwangi, dipindah ke lokasi baru yang telah ditentukan.

Namun usaha penataan kota oleh Pemkab Kuningan itu, ternyata menjadi masalah bagi para PKL. Pendapatan mereka turun drastis dan kini menjadi polemik.

BACA JUGA:Resmi, Juventus Umumkan Tiago Motta Jadi Pelatih Baru Gantikan Posisi Massimiliano Allegri

Kebijakan dalam SK Bupati Kuningan Nomor: 500.3.10/KPTS.327-Perek&SDA/2024 tentang Pembentukan Tim Penanganan Pedagang Kaki Lima (PKL) Jalan Siliwangi dan Sekitarnya di Kabupaten Kuningan, menjadi polemik hebat di masyarakat. 

Keberadaan dan kondisi dari para PKL Jalan Siliwangi yang telah dipindahkan ke kompleks Puspa Siliwangi saat ini sangat menyedihkan. 

2

Selain berdampak pada sepinya pembeli juga mengakibatkan penurunan omset yang sangat tajam. 

Menurut Ketua LSM Frontal Kuningan, Uha Juhana, kebijakan yang dibuat, hendaknya dibarengi dengan kajian yang matang.

BACA JUGA:Polda Jabar Perpanjang Masa Penahanan PS, Tersangka Kasus Pembunuhan Vina Masih Diperiksa Penyidik

"Membuat kebijakan adalah ranah pemangku kepentingan. Namun seharusnya kebijakan yang dibuat hendaklah berdasarkan pada kajian yang matang dan benar-benar ditujukan untuk kepentingan rakyat,” kata Uha Juhana, dikutip dari Radar Cirebon, Selasa 11 Juni 2024.

Uha mengatakan, para PKL sejatinya adalah pahlawan yang berjasa besar dalam usaha perdagangan sektor informal dan penunjang pertumbuhan perekonomian di masyarakat. 

Kalau tujuan dari agenda relokasi para PKL Jalan Siliwangi tersebut hanya agar tidak terganggunya kelancaran lalu lintas, ketertiban, kebersihan serta estetika lingkungan, tentu sangat naif. 

"Bagi mereka para PKL pilihan berusaha atau berjualan di tengah kondisi ekonomi yang sedang sulit tentu tidak mudah. Ditambah lokasi hasil relokasi tidak sesuai dengan yang diharapkan (tidak strategis dan sepi pembeli)," kata Uha. 

BACA JUGA:Kurangi Pengangguran di Jabar, Sekda Herman: Teaching Factory Harus Segera Dimatangkan

Kategori :