Bahaya DBD di Musim Kemarau, Begini Langkah Pencegahan dari Kemenkes

Selasa 18-06-2024,09:06 WIB
Reporter : Moh Junaedi
Editor : Moh Junaedi

"Terjadi pemendekan siklus tahunan dari 10 tahun menjadi 3 tahun, bahkan kurang, yang disebabkan oleh fenomena El Nino.

BACA JUGA:Idul Adha 1445 H, Pj Bupati Cirebon: Berkurban Simbol Ketakwaan dan Membangung Kesalehan Sosial

Imran kemudian memaparkan data kasus DBD di Indonesia pada 2023 hingga semester pertama 2024.

"Jumlah kasus DBD saat ini sudah lebih tinggi dibanding dengan jumlah kasus di tahun 2023," terangnya.

Pada tahun 2023, jumlah kasus DBD tercatat sekitar 114 ribu kasus.

Sedangkan hingga pekan ke-22 tahun 2024, jumlah kasus DBD di Indonesia hampir melampaui 120 ribu kasus.

Kendati demikian, terjadi penurunan tingkat kematian akibat DBD sejauh ini.

BACA JUGA:Sebelum Sholat Idul Adha, Rumah Warga Kaliwulu Cirebon Kebakaran, Beruntung Korban Jiwa Nihil

2

Sebelumnya pada 2023, jumlah kematian akibat DBD sebanyak 894 kasus, sedangkan pada pekan ke-22 2024, terjadi 777 kematian.

Jika dikategorikan berdasarkan usia, kelompok anak-anak usia 5-14 tahun rentan mengalami kematian.

Sedangkan kelompok usia 15-44 tahun paling banyak terkena DBD dalam 3 tahun terakhir.

Dalam menanggulangi DBD, Kemenkes melakukan enam strategi nasional, mulai dari penguatan manajemen vektor, peningkatan akses dan mutu tatalaksana dengue, penguatan surveilans.

Peningkatan pelibatan masyarakat, penguatan komitmen pemerintah melalui kebijakan manajemen program dan kemitraan, serta pengembangan kajian dan inovasi sebagai dasar kebijakan.

BACA JUGA:Ridwan Kamil Maju di Pilkada DKI atau Jabar, Airlangga Hartarto: Akan Mendengar Pertimbangan yang Ada

Beberapa wujud kebijakan yang telah dilakukan berupa pemberantasan sarang nyamuk (PSN), revitalisasi kerja operasional (pokjanal) DBD, penguatan surveilans dan sistem kewaspadaan dini dan respons, teknologi vektor nyamuk berwolbachia, dan imunisasi dengue. (*)

Kategori :