CIREBON, RADARCIREBON.COM - Dalam upaya meningkatkan transparansi dan objektivitas dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) baik SMP maupun SMA, beberapa pihak mendesak agar mengganti sistem zonasi dengan penilaian Nilai Ujian Nasional (NEM) dan tes di lokasi.
Hal ini perlu dilakukan agar terwujud keadilan dan jauh dari dugaan manipulasi data dalam penerimaan siswa baru.
Akademisi Cirebon, H Heru Cahyono menegaskan, penggantian sistem zonasi dengan NEM dan tes di lokasi dapat memberikan kesempatan lebih adil bagi calon siswa di berbagai daerah untuk bersaing secara merata, khususnya di Kota Cirebon.
BACA JUGA:Pilkada 2024, Batu Uji Pemimpin Perubahan
BACA JUGA:Pegi Setiawan Menang Praperadilan, Bareskrim Polri Akan Melakukan Hal Ini
Hal ini harus dilakukan para pemangku kebijakan agar terwujud keadilan dan keterbukaan.
"Dengan NEM sebagai salah satu penilaian utama, kita bisa lebih objektif dalam menilai prestasi akademis calon siswa."
"Selain itu, adanya tes di lokasi juga memungkinkan sekolah untuk lebih mendekatkan proses seleksi dengan kondisi riil di lapangan," ungkap Heru Cahyono.
BACA JUGA:Gerindra Tarik Mundur dari PDIP, Koalisi di Pilkada Majalengka 2024 Kandas
BACA JUGA:Tiba-Tiba Pohon Besar Tumbang, Timpa 3 Mobil di Kuningan
Namun demikian, Heru juga menyarankan harus disertai dengan pengawasan yang ketat dan evaluasi berkala untuk memastikan tidak adanya kesenjangan atau ketidakadilan dalam proses PPDB.
"Kunci utamanya adalah transparansi dan keadilan. Semua proses harus dapat dipertanggungjawabkan dan memberikan peluang yang sama bagi semua calon siswa," tegasnya.
Perubahan ini sendiri merupakan bagian dari reformasi dalam sistem pendidikan nasional yang terus berlangsung.