KUNINGAN, RADARCIREBON.COM - Kedatangan sekolompok orang yang mengaku sebagai peneliti macan tutul, membuat warga Gunungmanik Kuningan tambah cemas.
Pasalnya, warga yang menghendaki adanya upaya evakuasi macan tutul secepatnya, namun bertolak belakang dengan kehadiran orang yang mengaku sebagai peneliti tersebut.
Menurut Kepal Desa Gunungmanik, Juhari, kelompok yang berjumlah 8 orang itu, mengaku tim peneliti dari Universitas Kuningan (UNIKU).
Mereka datang ke Gunungmanik, untuk melakukan penelitian dan sosialisasi perihal macan tutul yang turun ke pemukiman warga.
BACA JUGA:Razia Polisi Sasar 14 Pelanggaran, Segini Besar Dendanya Jika Kena Tilang
BACA JUGA:Ular 2 Meter Masuk Kolong Mobil, Diketahui saat Anak Kecil Bermain
Namun menurut Juhari, kedatangan kelompok tersebut ke kampungnya itu, tidak sesuai dengan kehendak warga yang ingin dilakukan evakuasi macan tutul secepatnya.
Upaya penangkapan macan tutul yang bakal dilakukan pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) atas arahan Pj Bupati Kuningan, menurut Juhari, mendapat tanggapan dari para peneliti tersebut.
Adapun proses evakuasi macan tutul yang tengah disusun, bakal dilakukan penangkapan dengan cara membuat jebakan atau ditembak bius.
"Tapi kata mereka (Peneliti), tidak seperti itu," kata Juhari dikutip dari radarkuningan.com.
BACA JUGA:Mulai Hari Ini Banyak Razia Kendaraan Bermotor di Cirebon, Pelanggaran Ini yang Ditarget Polisi
BACA JUGA:Koperasi Menjadi Penggerak Ekonomi
Tanggapan dari para peneliti tersebut, sempat membuat dirinya dan warga lain beradu argumen hingga emosi terpancing.
"Akhirnya, ya saya selaku Kuwu di sini mewakili masyarakat, hanya bisa bilang silahkan saja gimana bagusnya," tutur Juhari.
Dijelaskan Juhari, kedatangan peneliti yang mengaku utusan dari BKSDA Kuningan itu, dirasa kurang tepat dengan alasan yang mereka kemukakan.