Kehadiran Peneliti Macan Tutul ke Gunungmanik Kuningan Membuat Warga Tambah Cemas, Ini Penyebabnya

Senin 15-07-2024,13:30 WIB
Reporter : Andre Mahardika
Editor : Asep Kurnia

Karena menurut Juhari, saat ini warga Desa Gunungmanik tengah dilanda kecemasan. Warga menghendaki adanya evakuasi macan tutul secepatnya, bukan sosialisasi lagi.

BACA JUGA:Kembali Cetak Prestasi di Kancah Global, BRI Jadi Bank Nomor 1 di Indonesia Versi The Banker Top 1000 Banks

BACA JUGA:Perlintasan Sebidang Bertambah, Menjadi Beban Pemkab Cirebon

Juhari mengungkapkan, para peneliti mendapat tugas kepada masyarakat untuk memberikan sosialisasi mengenai macan tutul. 

Namun, asa tersebut, jelas juhari, bertolak belakang dengan harapan warga yang menyebut saat ini bukanlah untuk sosialisasi ataupun penelitian, melainkan waktunya evakuasi.

Terlebih, keseharian masyarakat saat ini, ungkap Juhari, kondisinya semakin mencemaskan dengan adanya aktivitas macan tutul yang berkeliaran di dekat pemukiman.

"Hanya sedikit warga yang berani keluar rumah. Padahal, kondisinya sekarang sedang panen, perlu ke sawah dan mulai sekolah," jelas Juhari.

Pemaparan yang diberikan oleh para peneliti tersebut, sambung Juhari, seolah tidak memperhatikan kondisi warga yang dirasakan saat ini.

Warga saat ini, sedang dilanda kecemasan dengan adanya macan tutul yang diketahui sering masuk ke pemukiman.

"Peneliti malah bilang, tidak apa-apa macan tutul tidak apa-apa, kan saya tambah bingung," ungkap Juhari.

Dengan adanya pemahaman seperti itu, Juhari dan warga malah tambah bingung di tengah kecemasan yang mereka landa sekarang ini.

Bahkan para peneliti tersebut, sebut Juhari, memberikan pemahaman tentang tabiat macan tutul yang tidak pernah menyerang manusia.

"Sampai katanya bilang tidak ada sejarahnya manusia tiba-tiba diterkam macan, kami warga sini tersinggung itu. Karena kenyataan di lapangan itu berbeda, saya katakan saking tersinggung, coba jawab, mahal nyawa manusia atau nyawa hewan," tegasnya.

Saking kesalnya, Juhari sempat menanyakan, siapa yang akan bertanggung jawab bilamana ada korban kemudian hari. 

Selain itu, dirinya juga mempertanyakan pemasangan kamera tanpa seizin pemerintah desa yang dilakukan oleh para peneliti tersebut.

Ditambahkannya, kedelapan orang yang katanya utusan KSDA itu, terkesan hanya memetingkan kepentingan penelitian mereka.

Kategori :