Cara MPLS untuk Anak Berkebutuhan Khusus, Guru SLB-C YPLB Lakukan Ini

Kamis 18-07-2024,17:00 WIB
Reporter : Almuaras
Editor : Asep Kurnia

Ditambahkan Bayu, sehari sebelumnya, anak-anak diajak berkeliling kawasan persawahan di sekitar sekolah, Selasa 16 Juli 2024.

Guru berhijab asal Kelurahan Sindangkasih ini menambahkan, kegiatan tersebut melibatkan anak-anak SLB-C, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus seperti autisme dan tuna grahita. 

"Pada MPLS kali ini, kami mengelompokkan anak-anak sesuai dengan jenjang pendidikan mereka, meskipun kadang-kadang belajar bersama di luar ruangan seperti saat pengenalan ekstrakurikuler," ungkapnya.

BACA JUGA:Mengenal Sosok Syekh Nurjati, Ulama yang Menyebarkan Islam Pertama di Cirebon

BACA JUGA:Kecelakaan Tunggal di Sindangbarang Kuningan, Truk Tangki Terguling Setelah Menabrak Kios Burung

BACA JUGA:Cukur Filipina 6-0, Timnas Indonesia U19 di Mata Indra Sjafri Belum Konsisten

Ia juga mengakui, menjadi guru di SLB, terutama untuk anak-anak berkebutuhan khusus, membutuhkan kesabaran, kecerdikan, dan kreativitas yang ekstra, serta rasa cinta terhadap anak-anak.

Leli Sutisna, orang tua dari siswa SLB-C YPLB Majalengka, menyatakan, cucunya yang memiliki keterbatasan dalam belajar, memilih untuk sekolah di SLB-C YPLB Majalengka. 

"Kami memilih SLB-C YPLB Majalengka karena biayanya hanya Rp100 ribu per bulan, yang dianggap sangat terjangkau, meskipun menjadi guru ABK membutuhkan kesabaran ekstra,” ujarnya yang berasal dari Kelurahan Majalengka Wetan ini.*

Kategori :