Jepang Menghadapi Krisis Pengemudi: Penuaan Populasi Ancam Industri Logistik, Indonesia siap mengirimkan tenaga kerja pengemudi ke Jepang
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Gabungan antara Asosiasi Pelatihan Penggerak Indonesia (APMI) , Eka Jaya Berrindo, dan Perkumpulan Instruktur Penguji dan Pengendara Indonesia (IP2I)C mengadakan Pertemuan dengan Atase Perhubungan Kedutaan Besar Indonesia serta Asosiasi Perusahaan Logistik Prefektur Shizuoka, senin (29/ 7) bertempat di Kedutaan Besar Indonesia di Tokyo.
Pertemuan ini berlangsung dalam suasana penuh semangat dan kolaborasi, dengan tujuan untuk mempererat hubungan antara industri pelatihan pengemudi dan logistik di Indonesia dan Jepang. Para peserta pertemuan membahas berbagai isu penting yang berkaitan dengan peningkatan standar pelatihan pengemudi, keselamatan berkendara, serta inovasi dalam bidang logistik.
Dalam pertemuan ini, Wakil Duta Besar Indonesia untuk Jepang Maria Renata Hutagalung, dan Atase Perhubungan Kedutaan Besar Indonesia Ikhsandy Wanto Hatta dan Third Secretary Economic Affairs Dr Yusuf Ausiandra menyampaikan apresiasinya atas inisiatif kolaborasi ini dan berharap agar hubungan antara kedua negara dapat semakin erat melalui kolaborasi yang saling menguntungkan.
Sementara itu, perwakilan dari Asosiasi Perusahaan Logistik Prefektur Shizuoka, Usami, beserta Hayakawa selaku CEO Driving School Prefektur Shizuoka dan Watanabe dari Hamamatsu Prefectur Shizuoka menyatakan kesiapan mereka untuk berbagi pengetahuan dan teknologi terbaru dalam bidang logistik termasuk merekrut pengendara dengan mitra-mitra di Indonesia.
BACA JUGA: Mencatat Laba 931 Miliar, bank bjb Fokus Pengembangan Usaha Secara Grup
Ketua Asosiasi Pelatihan Penggerak Indonesia, Berry Herlambang, menyatakan, Kami sangat senang dapat mengadakan pertemuan ini dan berharap dapat terjalin kerjasama yang lebih erat dengan para mitra dari Jepang. Kami yakin bahwa dengan berbagi pengalaman dan pengetahuan, kami dapat meningkatkan standar pelatihan pengemudi di Indonesia dan memberikan kontribusi positif bagi keselamatan berkendara.
Pria yang juga menjabat Komisaris Utama Eka Jaya Berrindo lebih jauh menjelaskan, Pertemuan ini merupakan langkah awal yang sangat baik untuk memperkuat hubungan bilateral di sektor logistik dan pelatihan pengemudi.
“Kami berkomitmen untuk terus bekerja sama dalam meningkatkan kualitas dan efisiensi di kedua bidang ini.” Ujarnya.
Ketua Perkumpulan Instruktur Penguji dan Penggerak Indonesia, Ade Sunarjo didampingi Kepala Hubungan Luar Negeri, Wijaya Kusuma Subroto, menyampaikan, Kerjasama ini akan membuka peluang besar bagi para instruktur pengemudi di Indonesia untuk belajar dari pengalaman dan teknologi Jepang, sehingga kita dapat memberikan pelatihan para pengemudi di Indonesia dan mengirimkannya sebagai tenaga kerja yang dilatih di Jepang.
BACA JUGA: Padepokan Silat di Majalengka Hilang Tergusur GGM, IPSI Menuntut
Ade menjelaskan, Jepang saat ini membutuhkan para pengemudi Menurut data terbaru dari Kementerian Perhubungan Jepang, lebih dari 60% pengemudi truk di negara ini berusia di atas 50 tahun.
Banyak di antara mereka yang mendekati usia pensiun, sementara jumlah pengemudi muda yang memasuki profesi ini tidak cukup untuk menggantikan mereka yang pensiun. Hal ini menyebabkan kekurangan pengemudi yang signifikan, terutama pada sektor logistik yang sangat bergantung pada transportasi darat.
Dampak dari krisis ini sudah mulai dirasakan oleh perusahaan-perusahaan logistik, yang menghadapi kesulitan dalam memenuhi permintaan pengiriman barang. Beberapa perusahaan bahkan menunda pengiriman dan peningkatan biaya operasional karena harus menawarkan insentif yang lebih besar untuk menarik dan mempertahankan pengemudi.
Hiroshi Tanaka, Ketua Asosiasi Perusahaan Logistik Jepang menambahkan, Penuaan populasi merupakan tantangan besar bagi industri logistik di Jepang. Kami melihat penurunan jumlah pengemudi yang tersedia, sementara permintaan untuk layanan logistik terus meningkat. "Jika tidak ada tindakan yang diambil, situasi ini bisa mengarah pada krisis yang lebih besar dalam beberapa tahun ke depan." Kata Hiroshi Tanaka