Iptu Rudiana Angkat Bicara Terkait Kasus Pembunuhan Eky dan Vina, Begini Keterangan Lengkapnya

Rabu 31-07-2024,08:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Moh Junaedi

“Saya hanya pelapor, ketika sudah menggali sebentar 15 menit dan mereka mengakui, kita serahkan ke reskrim. Reskrim yang melakukan pemeriksaan," terang Rudiana.

BACA JUGA:Waduh! Angka Kecelakaan Lalu Lintas di Jabar Didominasi Usia Pelajar

BACA JUGA:Dicecar Bareskrim, Benny Rhamdani Belum Menjawab Soal Sosok T si Pengendali Judi Online

Sebagai pelapor, Rudiana membantah ada rekayasa seperti kabar liar di luaran. Terkait nama 3 DPO, Rudiana bilang, bahwa nama-nama tersebut terucap dari para terpidana. Rudiana mengembalikan itu ke penyidik.

“Ada narasi sesat dan menyesatkan. Pak Rudiana tidak pernah menangkap. Tolong diluruskan."

"Yang dilakukan Pak Rudiana melakukan investigasi ketika tahu anaknya meninggal tidak wajar," terang kuasa hukum Iptu Rudiana, Mardiman Sane.

Terkait saksi kunci Aep dan Dede yang tidak bersaksi saat persidangan, Rudiana kembali menegaskan bahwa posisinya hanya sebagai pelapor. 

BACA JUGA:Iptu Rudiana Dicecar Hotman Paris, Bantah Menangkap - Siksa Para Pelaku

2

BACA JUGA:Kemenpora Jadikan PON XXI Aceh-Sumut Ajang Seleksi Atlet untuk Multievent Internasional

Ia mengaku tidak tahu. Ia kemudian membeberkan keadaan jenazah Eky. Rudiana melihat langsung. Ia yakin bahwa luka-luka pada tubuh Eky karena dianiaya.

“Luka dahi ke dalam. Gigi hancur. Rahang patah. Pergelangan patah. Ada biru-biru seperti kena pukulan."

"Kalau kecelakaan ada baret (sementara tubuh Eky tidak ada goresan, red). Pergelangan kaki sebelah kanan patah," jelas Rudiana.

Ia juga membantah tuduhan bahwa ada transaksi narkoba dan sedang melindungi cucu seorang jenderal. Ia membantah, bahwa hal itu tidak benar sama sekali. 

BACA JUGA:Kuasa Hukum Saka Tatal Tak Kuat Tahan Tangis, Kisah Sedih Saksi Aldi di Sidang PK

Perihal keyakinan bahwa 7 terpidana saat ini bukan pelakunya, Rudiana menjawab bahwa ia mendasari informasi dari Dede dan Aep yang mengaku melihat langsung upaya penganiayaan dan pengejaran di depan SMPN 11 tersebut.

“Jam 16.00 WIB Aep telepon saya, (mengatakan) orang yang ribut sedang kumpul di depan SMPN 11."

Kategori :