Kampanyekan Anti Golput

Jumat 07-03-2014,09:24 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

JAKARTA - Perempuan semakin aktif berunjuk gigi dalam mengikuti perkembangan di Indonesia. Kali ini, melalui Kongres Muslimah Indonesia, perempuan-perempuan Indonesia akan berkumpul untuk membahas isu-isu terkini di tanah air. Salah satu isu yang akan digulirkan dalam kongres muslimah pertama itu ialah masalah politik. Menurut Ketua Pengarah Kongres, Tutty Alawiyah, pembahasan ini perlu dilakukan mengingat semakin dekatnya pemilu tahun ini. \"Memang ada wacana untuk membahas itu dalam pertemuan nanti. Kita akan dorong agar tidak golput. Selain itu, saat ini kan sudah banyak muslimah berkualitas, siapa tahu nanti ada yang bisa menjadi pemimpin dan bisa amanah,\" ujarnya. Senada dengan Tutty, menurut Welly A Safitri, perwakilan organisasi muslimah muhammadiyah, pembahasan isu politik akan menjadi sangat penting. Apalagi dengan adanya jatah 30 persen untuk para perempuan Indonesia melenggang ke senayan. “Kenapa tidak 50 persen orang Indonesia adalah wanita dan sebagian besar muslimah. Politik untuk wanita tidak haram, tapi masih ada yang melihat wanita haram berpolitik, tapi tidak ada ayat,” jelas Welly. Selain isu politik, kongres yang digelar mulai hari ini hingga dua hari kedepan itu juga akan membahas isu mengenai polwan berjilbab. Pihak kongres pun telah mengirim surat pada Polri untuk dapat hadir dan memberikan sejumlah keterangan terkait penerapannya yang terus molor. Mesti dimulai hari ini, pembukaan kongres secara resmi baru akan dilakukan esok. Rencananya, kongres akan dibuka secara langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Bogor. Kongres sendiri akan dihadiri oleh 32 organisasi masyarakat muslimah yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam acara kongres, juga akan menghadirkan pakar-pakar di bidangnya untuk turut serta memberikan pandangan mengenai situasi terkini. Diantaranya, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar, serta Ketua MUI Din Syamsudin. Tetty berharap, dengan adanya kongres ini maka para muslimah Indonesia bisa siap menghadapi ancaman globalisasi, baik yang memiliki imbas positif maupun negatif. Ia juga menaruh harapan besar terhadap silaturahmi antar para muslimah meski telah terpisah oleh ormas yang berbeda-beda. (mia)

Tags :
Kategori :

Terkait