Kepala BPIP Sambut Iringan Duplikat Bendera Pusaka dan Teks Proklamasi ke Kaltim

Sabtu 10-08-2024,18:30 WIB
Reporter : Moh Junaedi
Editor : Moh Junaedi

JAKARTA, RADARCIREBON.COM - Purnapaskibraka Duta Pancasila binaan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) turut andil dalam peristiwa sejarah bangsa. 

Pasalnya, mereka menjadi pelaku sejarah dibawanya Duplikat Bendera Pusaka dari Cawan Monas, Jakarta ke Istana di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. 

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BPIP sambut kedatangan Duplikat Bendera Pusaka dan Teks Proklamasi ketikan Sayuti Melik di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu 10 Agustus 2024.

BACA JUGA:Kejutan! Kades Panjalin Kidul Unggul di Survei Pilkada Majalengka 2024

BACA JUGA:Sumpah Pocong Saka Tatal, Ajang Mencari Popularitas dari Kasus Vina Cirebon

BACA JUGA:Pro Kontra Sumpah Pocong Saka Tatal, Budayawan: Bukan Tradisi Masyarakat Cirebon

Duplikat Bendera Pusaka dan Teks Proklamasi tersebut dibawa dari Cawan Monas untuk dikibarkan dan dibacakan pada Upacara Detik-Detik Proklamasi HUT Kemerdekaan Ke-79 RI, 17 Agustus mendatang di Ibu Kota Nusantara (IKN).

2

Empat Purnapaskibraka Duta Pancasila binaan BPIP membawa Duplikat Bendera Pusaka dan Teks Proklamasi, di antaranya, Kachina Ozora asal Kalimantan Tengah, Keyla Azzahra Purnama asal Sumatera Selatan, Lilly Indriani Suparman Wenda asal Papua Pegunungan, dan Naila Aulita Alqubra Sinapoy asal Banten. 

Kepala BPIP, Prof Drs KH Yudian Wahyudi, MA PhD menuturkan, kirab Duplikat Bendera Pusaka dan Teks Proklamasi dari Jakarta ke IKN ini menjadi simbol penghormatan terhadap sejarah dan perjuangan bangsa. 

BACA JUGA:Kado Kemerdekaan, Minyak Perdana dari Pengeboran Banyu Urip Infil Clastic Agustus 2024

BACA JUGA:Inovasi Kuliner Kafe Buri Umah, Padukan Ramen dengan Bunga Kecombrang

BACA JUGA:Akibat Bahan Bakar Limbah Plastik, Warga Desa Gemulung Keluhkan Sesak Napas

“Ini simbol bahwa Bendera Merah Putih harus terus berkibar di seluruh penjuru Nusantara."

"Jika tidak ada Bendera Merah Putih, tidak akan ada pula Negara Kesatuan Republik Indonesia," tutur Yudian.

Prof Yudian juga menuturkan, kirab ini juga menjadi momentum untuk memperkuat jiwa nasionalisme Bangsa Indonesia.

Kategori :