Sebenarnya penyakit ini lazimnya terjadi pada hewan sejenis burung, meskipun manusia dan beberapa mamalia lain pun tidak menutup kemungkinan untuk tertular virus EEE ini.
BACA JUGA:Lewat Program WJDE, Bey Machmudin Dorong Kecamatan Jadi Pusat Penggerak Pembangunan Daerah
BACA JUGA:Bambang Mujiarto Jadi Komandan Perang Pasangan Cakada Imron-Agus Kurniawan Budiman
Hal yang sama juga dikatakan oleh CDC, sebenarnya hanya beberapa kasus saja yang pernah dilaporkan oleh negara Amerika Serikat terkait dengan virus EEE yang disebabkan oleh gigitan nyamuk ini.
Sebagian besar infeksi virus ini seringkali ditemukan di negara bagian timur Gulf Coast.
Jennifer Callahan, yang merupakan seorang pejabat di Universitas Oxford menjelaskan dalam sebuah memonya bahwa pernah ada pihak keluarga dari seorang pria yang pada pertengahan bulan Agustus mencoba menghubunginya.
"Mereka ingin orang-orang menyadari bahwa ini adalah penyakit yang sangat serius dengan konsekuensi fisik dan emosional yang mengerikan, terlepas dari apakah orang tersebut bertahan hidup atau tidak," ungkap Jennifer Callahan.
BACA JUGA:Cegah Kekerasan, Mahasiswa KKN UNU Cirebon Sosialisasikan Pelajar Anti-Bullying
Jennifer Callahan menceritakan terkait dengan keluarga pria yang mencoba menghubunginya dia sebenarnya sama sekali tidak pernah digigit oleh nyamuk.
Tapi, tepat sebelum pria tersebut menunjukan gejala dia akhirnya mengaku bahwa dia sudah digigit oleh nyamuk.
Saat ini pria itu masih dirawat di rumah sakit untuk berjuang melawan virus EEE yang mematikan itu.
Para tokoh pejabat kesehatan pun mengingatkan kepada para warganya untuk menghindari aktivitas diluar ruangan pada pukul 6 sore karena waktu itu merupakan waktu dimana para nyamuk itu keluar dan menyerang. (*)