RADARCIREBON.COM - Setelah 46 tahun mengabdi di Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono atau yang akrab disapa Pak Bas alias Pak Basuki harus mengucap salam perpisahan.
Karenanya, momen perpisahan Pak Basuki tersebut banjir air mata. Sosok menteri yang dikenal sederhana ini, dilepas oleh jajaran Kementerian PUPR.
Basuki Hadimuljono bukan orang baru di jajaran Kementerian PUPR. Pria kelahiran Surakarta, 5, November 1954 itu, awalnya adalah PNS di PUPR.
Berawal dari staf biasa, kemudian Basuki mulai menapaki karir dengan jabatan yang lebih tinggi diawali sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian pada 2005 - 2007.
BACA JUGA:Ahmad Syaikhu Tekankan Pentingnya Kolaborasi Antar Kepala Daerah Kunci Sukses Pembangunan Jawa Barat
BACA JUGA:Pemkab Cirebon Akan Bangun Instalasi Air di Stadion Ranggajati, Supaya Rumputnya Hijau
Kemudian menjadi Dirjen Perencanaan Tata Ruang sebelum akhirnya menjadi menteri sejak Oktober 2014.
Selain terlibat aktif dalam berbagai proyek infrastruktur, Basuki juga berperan dalam rehabilitas pasca gempa bumi dan tsunami di Aceh.
Momen perpisahan Basuki juga tidak hanya mengundang simpati dari jajaran kementerian, tetapi mereka yang di luar.
Salah satunya adalah Analis Basarnas, Joshua Banjarnahor yang mengaku sudah mengenal Basuki sejak tahun 2016.
BACA JUGA:Ahmad Syaikhu Kunjungi Pasar Pujasera Subang
BACA JUGA:Seri ke-2 Yamaha Cup Race 2024 Digelar di Medan, Lokasi Bersejarah Balapan Legendaris
"Awal kenal Pak Bas tahun 2016 di Lokasi Bencana Banjir Bandang di Garut, orangnya polosan ga syarat dengan protokol gampang menyatu dengan bawahan jadi kita yang diajak kerja bareng ga kikuk dan bisa berinovasi dengan luwes," katanya,
Menurut dia, setiap kali datang ke lokasi bencana, Basuki datang dengan apa adanya, tanpa harus repot dengan protokoler.
"Setiap Pak Bas ke lokasi Bencana, pas ke lapangan protokolnya ga repot harus nyediain ini itu. Ngopinya juga ga yang aneh aneh cukup kopi item di gelas aqua plastik," ungkapnya.