Warga tionghoa di Kota Cirebon merayakan malam pergantian tahun baru China, kemarin. Meski hujan deras mengguyur sejak sore hari, namun tidak menyurutkan warga Tionghoa untuk mendatangi tempat-tempat ibadah. Pantauan Radar di Vihara Welas Asih, Rabu (2/2), masyarakat tionghoa mayoritas memilih mendatangi vihara menjelang malam pergantian tahun. Kondisi ini terjadi akibat hujan deras yang baru reda sekitar pukul 23.00. Selain melakukan jamuan makan di bagian belakang vihara, umat vihara melakukan sembahyang Imlek. Selain itu juga dilakukan pembakaran kertas doa oleh warga yang melakukan prosesi sembahyang. Ritual sembahyang tersebut didahului dengan pembakaran lilin yang dilakukan di halaman depan vihara. Pengurus Vihara Welas Asih, Sidik Sugiharto menjelaskan, sembahyang Imlek di antaranya adalah bentuk pengucapan syukur atas segala pencapaian satu tahun ke belakang. “Intinya bersyukur dalam waktu satu tahun ini mendapatkan pencapaian. Bisnisnya sukses, yang kerja penghasilannya baik dan segala kebaikannya, kesehatan, kesejahteraan,” ujar Sidik yang ditemui Radar di sekretariat pengurus vihara. Selain mengucap syukur, Sidik melanjutkan, warga tionghoa melakukan sembahyang untuk menyampaikan doa harapan agar di tahun yang baru, bisa lebih baik dari tahun sebelumnya. Mengenai prosesi pembakaran lilin, menurut Sidik, adalah simbol supaya ke depan jalan yang ditempuh terang benderang. Kemudian diharapkan pikiran umat pun terang, sehingga segala sesuatunya lebih baik dan membawa terang untuk umat. Pria berkacamata ini mengungkapkan, sembahyang Imlek dilakukan mulai sore hari sampai menjelang pagi. Sebagai tanda pergantian tahun baru, pengurus vihara menabuh bedug tepat pukul 12.00 malam. Sedangkan keesokan harinya, warga akan melakukan tradisi saling berkunjung antara keluarga dan kerabat untuk saling bersilaturahmi. ”Yang muda datang kepada yang tua. Filosofinya bagaimana yang muda menghormati yang tua,” tuturnya. Sidik menambahkan, Imlek sebenarnya tidak hanya menjadi milik agama tertentu. Sebab Imlek adalah sebuah tradisi yang dirayakan semua orang tionghoa, tidak terpaku kepada agama. Hanya saja, umat vihara memang merayakannya di vihara. (yud)
Ungkapan Syukur
Jumat 04-02-2011,07:36 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :