"Sosialisasi juga berjalan di hari kedua pada tanggal 26 Oktober, sesudah acara baru melaporkan ada temuan kasus keracunan," ucapnya.
Usai dapat laporan keracunan, menurut dr Maria, Dinkes Kota Cirebon langsung melakukan penyelidikan epidemiologi oleh tim surveilan Puskesmas Cangkol.
BACA JUGA:Tidak Perlu Datang ke Bank, Lebih Mudah Buka Rekening Lewat BRI Mobile
BACA JUGA:KPU Sukses Gelar Debat Pertama Pilbup Cirebon
"Saat ini, sample muntahan dari korban sedang diperiksa oleh Labkesda Provinsi Jawa Barat. Hingga kini kami masih menunggu hasilnya," tandasnya.
Dokter Siti Maria Listyawati menyebutkan, di dalam kotak sendiri ada empat kue yaitu bolu kukus, ketan wijen, risoles, serta lemper. Menu yang sama dipesan berulang pada hari kedua kegiatan.
"Kami belum bisa memastikan dari makanan mana yang menyebabkan mereka keracunan. Kami masih tunggu sample dari Labkesda Provinsi Jabar," sebutnya.
Sementara mengenai dugaan ada korban hamil yang dipaksa melahirkan akibat keracunan, dr Maria menjelaskan, yang bersangkutan memang sudah waktunya melahirkan dan bukan karena dipaksa melahirkan karena melahirkan.
BACA JUGA:Pj Bupati Cirebon dan Kepala DLH Terdepan Bersihkan Sampah Liar
BACA JUGA:Mengecap Manisnya Bisnis Stroberi dengan Pemberdayaan BRI
Sementara itu, Pj Sekda Kota Cirebon H Iing Daiman mengatakan, saat ini pihaknya belum bisa menyampaikan makanan mana yang diduga menjadi penyebab keracunan.
"Karena masih nunggu uji sample dari Labkesda Provinsi Jawa Barat, mungkin satu minggu sampai satu bulan," katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Puskesmas Cangkol dr Dian mengatakan, para korban saat ini sudah dalam kondisi membaik.
"Kami masih terus melakukan pemantauan kondisi para korban yang berada di rumah," katanya. (rdh)