Diungkapkan dia, obat tersebut harus dikonsumsi untuk menekan daya tahan tubuh.
BACA JUGA:Pj Bupati Wahyu Mijaya: Jangan Malu Punya Anak Disabilitas
BACA JUGA:Hari HIV/AIDS se-Dunia, Pj Walikota: Hak Setara untuk Semua, Memperkuat Komitmen Bersama
Bagi pasien yang sudah menjalani transplantasi, obat ini wajib hukumnya. Daya tahan tubuh harus dikendalikan agar tidak terjadi penolakan terhadap organ baru yang terpasang.
"Saya masih harus menghindar dari keramaian, mengisolasi diri, menjauhi potensi infeksi," tuturnya.
Meski demikian, Andi Arief mengaku, kondisinya secara umum sudah membaik. Apalagi dokter yang menangani dirinya sudah sangat berpengalalaman.
"Secara umum sudah okay, sekarang tinggal kontrol ke dokter yang menangani saya. Dr Niram yang menangani saya dan berpengalaman melakukan 5 ribuan transplantasi hati," katanya.
BACA JUGA:Sunhaji Pedagang Es yang Dihina Gus Miftah Banjir Bantuan
BACA JUGA:Innalillahi, Video 4 Mobil hanyut saat Banjir Bandang Sukabumi Hari Ini
Pria kelahiran Bandar Lampung, 20, November 1970 ini mengaku, memetik banyak pelajaran dari sakit yang diderita.
Proses transplantasi hati, membuat dirinya tersadar bahwa teknologi di dunia kesehatan sudah sedemikian maju dan berkembang.
"Ini pengalaman hidup yang tidak akan saya lupakan. Meski semua itu bisa saya lalui, persiapan sudah cukup lama," ucapnya.
Sebagai informasi, Andi Arief pertama kali diketahui menderita sakit kanker hati.
BACA JUGA:Gus Miftah Blunder Hina Pedangan Es, Partai Gerindra Gercep Lakukan Hal Ini
BACA JUGA:Muncul ‘Pahlawan Kesiangan’ usai Pilkada Majalengka? Begini Kata Relawan Eman-Dena
Ketika itu, Andi Arief mengunggah foto sedang terbaring di National University Hospital Singapore.