Bukit Beas Terancam Longsor

Senin 07-02-2011,06:00 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Bina Marga Bakal Tutup Jalur Cipeujeuh-Kamarang LEMAHABANG - Amblasnya ruas jalan Cipeujeuh-Kamarang, tepatnya di Desa Belawa, Kecamatan Lemahabang, Jumat dini hari (4/2) saat ini kondisinya bertambah parah. Tak hanya itu, keselamatan para pengguna jalan yang melintas pun terancam. Pasalnya badan jalan seluruhnya amblas, hanya ada jalan darurat yang dibuat oleh desa dengan mengikis sedikit tanah tebing. Saat ini panjang tanah yang amblas mencapai 35 meter dengan kedalaman 4 meter dari sebelumnya hanya 1 meter. Lebarnya pun bertambah menjadi 15 meter dibanding sebelumnya 12,5 meter. Kendaraan roda empat belum bisa melewatinya. Hanya motor yang bisa melintas, itu pun menggunakan sistem buka tutup, karena tidak bisa dilalui oleh dua jalur secara bersamaan. Pemasangan police line di lokasi juga tidak berpengaruh apapun. Karena warga masih tetap melintasi lokasi jalan yang amblas. Padahal sangat membahayakan, karena kondisi dan struktur tanah yang tidak baik. Sewaktu-waktu bisa saja, jalan yang sering dilewati kendaraan ikut amblas karena labilnya struktur tanah di lokasi tersebut. Sebanyak 7 orang Tim Bina Teknik (Bintek) Dina Bina Marga Kabupaten Cirebon meninjau lokasi amblasnya ruas jalan Cipeujeuh-Kamarang, kemarin (6/2). Petugas Tim Bintek Rachmat S menjelaskan, pihaknya akan mengusulkan kepada bupati agar jalur yang amblas sementara ditutup. “Kami tim bintek mengadakan evaluasi setiap harinya. Sejauhmana perkembangan amblasnya jalan tetapi kami akan usulkan pada bupati untuk sementara waktu ruas jalan tersebut ditutup karena kondisi tanah sangat rawan bagi para pengguna jalan. Kami tetap menghimbau kepada warga untuk tidak melintas di lokasi tersebut,” ujarnya. Rachmat menambahkan, amblasnya ruas jalan Cipeujeuh-Kamarang merupakan kejadian yang paling parah dalam kurun waktu 20 tahun terakhir di Kabupaten Cirebon. Menurutnya, kondisi tanah yang semakin dalam setiap harinya, kemungkinan di dalamnya terdapat aliran sungai yang dapat menggerus tanah. Ditambah lokasinya berada di daerah sesar patahan dan medannya berbukit. “Bertambahnya kedalaman jalan yang amblas, kemungkinan di dalamnya terdapat aliran yang bisa mengikis tanah. Contohnya sungai, karena lokasinya berada di daerah sesar patahan yang berbukit,” jelasnya. Tim Bintek yang mengadakan evaluasi pun melihat adanya potensi longsor dari tanah perbukitan Gunung Beas yang terdapat persis di sebelah lokasi tanah yang amblas. Terlihat dari retakan-retakan yang terdapat dibagian tengah tanah bukit tersebut. Ini karena seringnya dikikis oleh air hujan. Kondisi ini membuat Tim Bintek Bina Marga harus menutup jalur tersebut karena sangat rawan, apalagi kejadian alam tidak pernah bisa diprediksi. (tta)

Tags :
Kategori :

Terkait