BACA JUGA:Termasuk Ole Romeny Ada 7 Nama, Calon Pemain Naturalisasi Indonesia Grade A di Era Patrick Kluivert
Dia juga berpesan kepada pengurus yang baru nanti agar mainset-nya harus tegak lurus terhadap arus pemikiran utama Nahdlatul Ulama (NU).
"Jika terafiliasi dengan partai politik (parpol), maka tanggalkan lah atribut parpolnya. Saya juga punya pengalaman di partai politik. Tapi, saat diamanahi oleh NU ya saja lepas baju parpol dan siap berkhidmat dengan NU," ucapnya.
Sementara itu Rais Syuriah PCNU Kabupaten Cirebon KH Wawan Arwani menambahkan bahwa NU bisa dilihat dari pemikiran (fikrah dan gerakannya (Harakah).
Berkaitan dengan fikrah NU, Kiai Wawan menyebutkan ada 3 pemikiran yang harus dijadikan pijakan.
BACA JUGA:Kampung Quran Cirebon Tekankan Pentingnya Bergaul dan Bermasyarakat kepada Para Santri
Yakni Fikrah Manhajiyah (pemikiran metodologis), Fikrah Wasatiyah (pemikiran moderat), dan Fikrah Tathawwuriyah (pemikiran dinamis).
"Artinya NU ber-mazhab, namun tetap moderat dan dinamis," sebutnya.
Kemudian, soal Harakah NU, kata Kyai Wawan, terdiri dari dua, yaitu Himayah dan Ishlahiyah.
"Harakah Himayah berarti NU menjaga ajaran Ahlaussunnah wal Jamaah yang mengedepankan sikap toleran, moderat dan adil."
"Sementara Harakah Ishlahiyah berarti NU mengupayakan perubahan menuju ke arah yang lebih baik," terangnya. (*)