
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Masalah banjir di Kota Cirebon hingga kini belum menemukan solusi yang tuntas saat musim hujan tiba.
Kondisi ini menjadi keluhan utama warga, yang merasa keselamatannya terancam setiap kali curah hujan tinggi melanda kota.
Anggota Komisi II DPRD Kota Cirebon, Anton Octavianto SE MM MMTr, menyoroti kurangnya keseriusan pemerintah daerah dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung dalam menangani permasalahan banjir yang kerap terjadi.
BACA JUGA:Pemda Alokasikan APBD untuk Program MBG, Mendagri: Tidak Wajib
BACA JUGA:Dandim 0614 Kota Cirebon Bagikan Bansos Kepada Warga Terdampak Banjir
Salah satu titik rawan banjir yang menjadi perhatian adalah kawasan Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, yang sejak lama dikenal sebagai zona merah bencana banjir.
“Saya tinggal di Ciremai Giri. Sejak zaman SD, wilayah itu sudah banjir. Kalijaga terus-terusan banjir, sudah lama sekali."
"Saya pikir BBWS tidak ada keseriusan, karena sampai sekarang masalah ini belum selesai. Senderan di Kalijaga Monyet bahkan sudah tergerus,” ujar Anton.
BACA JUGA:Bantu Warga Terdampak Banjir, Danlanal Cirebon Bersama 1 Pleton Personilnya Bantu Evakuasi Warga
BACA JUGA:Penyebab Layar Handphone Bergaris, 3 Solusi Mengatasinya
BACA JUGA:Shin Tae-yong Ungkap Detik-detik Saat Dipecat PSSI
Kondisi infrastruktur di wilayah terdampak banjir juga semakin memprihatinkan.
Senderan dan jembatan di Taman Kalijaga Monyet mengalami abrasi akibat banjir yang terus terjadi.
Anton meminta DPUTR BBWS untuk menganggarkan kembali program perbaikan senderan kali yang sempat dihentikan pada tahun 2020 akibat pandemi Covid-19.
“Senderan di Kalijaga Monyet sudah mulai abrasi. Kami meminta BBWS untuk segera memasukkan program perbaikan senderan kali dalam anggaran. Masalah ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut,” tambahnya.