Dedi Mulyadi Tiba-tiba Minta Maaf Lalu Bahas Kegagalan Seorang Pemimpin

Selasa 01-04-2025,09:00 WIB
Reporter : Tatang Rusmanta
Editor : Tatang Rusmanta

RADARCIREBON.COM – Pada momen Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriyah, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ingin membangun kesadaran kolektif.

Dalam pidatonya saat pelaksaan salat Ied di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, senin kemarin, 31 Maret 2025, Dedi meminta maaf kepada masyarakat.

Dedi Mulyadi minta maaf bila Pemerintah Provinsi Jawa Barat selama ini belum menunaikan seluruh kewajibannya.

Menurut KDM – sapaan akrabnya – kegagalan seorang kepala daerah yakni ketika pengemis masih banyak di daerahnya, anak yatim tidak sekolah, serta orang miskin yang tidak punya rumah layak huni.

Dedi Mulyadi juga mengatakan, bahwa jika ada warga yang bunuh diri karena terlilit utang ke bank emok dan pinjaman online alias pinjol, maka yang salah adalah pemimpinnya.

Lebih lanjut Dedi Mulyadi kemudian menyoroti pengelolaan keuangan daerah. 

Menurut KDM, harus ada kesadaran bersama dari penyelenggara negara bahwa mereka memiliki kewajiban untuk memberikan rasa aman, bahagia, dan sejahtera pada masyarakat.

"Itulah mengapa saat ini perlu adanya pengelolaan keuangan negara yang harus dipertanggungjawabkan. Karena nantinya di akhirat juga ditanya," demikian dikatakan oleh KDM dalam pidatonya.

Gubernur Jabar mendorong para penyelenggara negara termasuk bupati dan walikota agar memiliki kesadaran kolektif. 

Sebeba, lanjut Dedi, keislaman seorang pemimpin tercermin dari senyuman rakyat.

"Mari jadikan 1 Syawal ini sebagai kesadaran kolektif ritual dan spiritual," ujarnya.

Usai salat ied, Dedi mengingatkan kembali pengelolaan keuangan di masa Rasulullah dimana keuangan yang bersumber dari zakat dikelola oleh Baitul Mal untuk kepentingan masyarakat.

Esensi pembangunan di masa Rasulullah, lanjut Dedi, adalah menciptakan kesetaraan antara kaum dhuafa dengan orang kaya termasuk membebaskan budak belian.

Menurutnya, hal tersebut masih relevan hingga masa sekarang.

"Budak belian itu kan buruh yang dibayar dengan upah yang sangat rendah, tanpa jaminan kesehatan, jaminan kesejahteraan hari tuanya,” katanya. 

Kategori :