Sejarah Desa: Asal Usul Desa Slangit Cirebon, Misteri Pohon Slangit dan Pantangan Menjual Nasi
Foto hanya ilustrasi tidak terkait langsung dengan sejarah dan asal-usul Desa Slangit Cirebon.-Freepik.com-
RADARCIREBON.COM – Desa Slangit di Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon, menyimpan sejarah panjang yang tak lepas dari legenda, mitos, dan tradisi adat yang bertahan hingga kini.
Desa ini dikenal bukan hanya karena kisah pembukaannya yang berkaitan dengan hutan angker, tetapi juga karena sebuah pantangan unik: warga dilarang menjual nasi.
Kepercayaan itu telah diwariskan turun-temurun dan dipercaya membawa konsekuensi buruk bagi siapa pun yang melanggarnya.
Kisah tentang Desa Slangit bermula pada masa Pangeran Cakrabuana, atau Mbah Kuwu Cirebon, tokoh penting dalam perjalanan sejarah Cirebon.
Diceritakan bahwa Mbah Kuwu berkeinginan membuka sebuah pedukuhan baru di bagian barat wilayah kekuasaannya.
Daerah yang ia pilih kala itu masih berupa hutan belantara yang terkenal angker, dipercaya dihuni oleh siluman serta berbagai binatang buas.
Namun, berkat keteguhan Mbah Kuwu, hutan itu berhasil dibuka dan berubah menjadi kawasan pemukiman yang aman.
Meski demikian, satu masalah besar masih menghadang: ketiadaan sumber mata air. Kondisi itu tak menyurutkan langkah Mbah Kuwu untuk terus menggarap lahan tersebut, yang kemudian dibuka hingga ke wilayah barat dan sekarang dikenal sebagai Desa Jungjang.
Dalam proses pembukaan lahan, Mbah Kuwu dibantu seorang pemuda bernama Jaka Dolog. Di lokasi itu pula ia membangun sebuah bale yang digunakan untuk bermusyawarah dan beristirahat, yang kemudian diberi nama Ki Wasiat.
Peralatan yang digunakan pun khas masa itu. Mbah Kuwu membajak sawah dengan weluku yang ditarik seekor kerbau bernama Dongkol.
Lokasi bekas kandang kerbau itu kini dikenal sebagai Kandang Dalem, sementara jembatan tempat kerbau itu biasa melintas disebut Wo Dalem. Lahan penggembalaan kerbau dikenal sebagai Tegal Pangonan.
Cerita semakin menarik ketika seorang pemuda keturunan Kerajaan Galuh, Ki Bandang Samaran, datang ke wilayah tersebut. Ia sebetulnya tersesat saat mencari gurunya, yang ternyata adalah Mbah Kuwu sendiri.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


