Si Betina Sembunyi di Laut Dalam

Selasa 08-04-2014,08:14 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

PAPUA - Penelitian tentang hiu paus sudah banyak dilakukan di berbagai negara di dunia. Di Indonesia sendiri, aktivitas itu baru intensif dilakukan tiga tahun lalu. Khususnya terhadap hiu paus di kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC), Papua. World Wildlife Fund (WWF) Indonesia bekerja sama dengan Hubbs-Sea World Institute, California, AS, yang memelopori kegiatan akademik tersebut. Dari WWF Indonesia penelitian dilakukan Casandra Tania atau Cassie, sedangkan dari Hubbs-Sea World Institute oleh Brent Stewart. Brent adalah salah seorang peneliti hiu paus andalan. Dia sudah berkeliling dunia untuk meneliti hiu paus. Cassie dan Brent telah berupaya mengidentifikasi hiu paus tiga tahun ini melalui pemasangan satellite tag, microchip tag, dan photo ID. Satellite tag atau pop-up satellite archival tag (PSAT) telah dipasang pada 14 individu hiu paus di sana. PSAT umumnya digunakan untuk memantau pergerakan dan mempelajari tingkah laku satwa yang bermigrasi. Terutama satwa laut yang pergerakannya sulit diamati dari permukaan. Contohnya tuna dan hiu. \"Pemasangan PSAT ini mahal. Satu tag harganya sekitar Rp 40 juta,\" kata Brent. Hal itu dibenarkan Cassie. Tapi, alat tersebut efektif untuk mengetahui pergerakan hiu paus di TNTC. Di Kwatisore TNTC, dari data satelit yang mereka dapatkan, pergerakan hiu paus mencapai 1.200 meter. \"Itu berarti mereka sudah di luar Kwatisore karena kedalaman laut di sini hanya sekitar 70-80 meter. Meski berenang keluar dari Kwatisore, mereka selalu kembali ke sini,\" katanya. Itu menimbulkan pertanyaan. Apa yang terjadi di kedalaman yang sudah sulit dijangkau manusia itu. \"Mereka ngapain\" Cari makan\" Tapi, makanan apa? Mereka kan makan plankton dan ikan kecil. Makanan itu ada dipermukaan, di kedalaman itu nggak ada. Itu masih menjadi pertanyaan para peneliti,\" jelas Cassie. Secara umum sebagian besar individu yang ditemui berkelamin jantan. Di Kwatisore juga begitu. Kelaminnya jantan dan ukurannya juga belum dewasa. Usianya sekitar 5-12 tahun dengan panjang di bawah 10 meter. \"Dan, ternyata ada banyak hiu paus, lebih dari yang kami duga,\" jelas Cassie lagi. Saat ini mereka telah berhasil mengidentifikasi lebih dari 90 ekor hiu paus di kawasan tersebut. Lalu di manakah hiu paus yang berkelamin betina? Kenapa tidak pernah ada di permukaan? Di mana hiu paus yang sudah dewasa? Di mana mereka bereproduksi? Ketika hal itu ditanyakan kepada Brent, yang sudah meneliti hiu paus di banyak negara, dia menjawab tidak tahu. \"Itu pertanyaan-pertanyaan yang juga menjadi pertanyaan kami. Kami belum menemukan jawabannya,\" katanya. Di Donsol, Filipina, individu jantan dan betina imbang. Bahkan, pernah ditemukan bayi hiu paus yang berukuran 46 cm di permukaan. \"Itu kejadian yang sangat jarang,\" kata Brent. Di Kepulauan Galapagos ditemukan individu betina yang sangat besar dan sedang hamil. \"Tapi, itu terlihat di kedalaman 20 meter. Untuk melihatnya, kami harus menyelam,\" ujarnya. Memang, selain hiu paus, di sana terdapat banyak jenis hiu lain. Misalnya, hiu martil. Lebih menantang juga untuk menyelam. Tapi, berdasar kedalamannya, individu dewasa dan betina cenderung berada di kedalaman yang tidak bisa terlihat manusia. \"Mungkin saja individu betina ada di Kwatisore juga. Tapi, itu tadi. Kedalamannya tak terjangkau manusia,\" terangnya. Cassie lalu menambahi. \"Mungkin individu jantan yang masih muda-muda ini lebih suka bergaul. Makanya, dia suka ke permukaan,\" ujarnya lalu tertawa. Butuh penelitian lebih lanjut soal ini, dan itu memerlukan dana yang banyak. Apalagi, jika penelitiannya di kedalaman. \"Juga butuh peralatan canggih,\" kata Brent. Sementara itu, pendanaan untuk penelitian hiu paus masih sulit didapatkan. \"Bahkan, institusi saya pun tidak punya uang sebanyak itu untuk meneliti tingkah laku hiu paus di kedalaman sana,\" ucap Brent. Institusinya bahkan mencoba mengajukan proposal kepada orang-orang kaya di dunia, seperti Bill Gates dan Mark Zuckerberg. \"Tapi, sampai sekarang tidak ada respons,\" ungkapnya. \"Semua orang menyukai hiu paus. Tapi, tidak semuanya peduli dengan hiu paus ini,\" ucapnya. (jan/c2/kim)

Tags :
Kategori :

Terkait