BACA JUGA:25 UMKM di Majalengka Dapat Modal Rp10 Juta dari Pemerintah, Bagaimana Caranya?
BACA JUGA:Sewa Kebaya Perdana, Cara Kreatif dan Hemat untuk Tampil Keren Pada Momen Spesial
Menurut Wawing, pengakuan itu bisa jadi meluncur dari mulut Rara karena emosinya yang sedang tidak stabil setelah menempuh perjalanan jauh seorang diri dari Lampung ke Kuningan tanpa bekal yang cukup.
“Mungkin asal jawab, linglung,” ujarnya.
Menurut Wawing, Rara tinggal di Lampung bersama seseorang yang disebut tante. Kemudian mengambil pendidikan paket C di Baturaja.
Rara juga baru sekali berkunjung ke rumah neneknya di Kuningan. Yakni pada tahun 2017 ketika ayah dan ibunya masih hidup.
BACA JUGA:Dedi Mulyadi: Persib Juara, Jawa Barat Istimewa
BACA JUGA:JAECOO Dukung AIGIS 2025 di Forum Industri Hijau Nasional
Ibu Rara adalah kakak kandung Wawing. Menurut Wawing, keluarga di Kuningan tidak tahu bahwa kedua orangtua Rara sudah meninggal dunia.
"Saya tidak peduli dan nanggapi isu beredar, yang katanya agama atau apa lah,” kata Wawing.
“Jujur, yang pertama ketemu di video call itu kuat, saya yakin. Saya gak mau dengar apa-apa, yang paling penting, kepengen Rara itu pengen bertemu neneknya dan pamannya," imbuhnya.
“Di sisi lain, saya sedih, sedihnya kenapa? Kakak saya, ibu Rara itu meninggal, bapak Rara meninggal, sementara saya gak tahu,” tandas Wawing.
Sementara itu, Rara Baraspatih tenyata bukan nama sebenarnya. Keluarga di Kuningan mengenal Rara dengan nama Sakinah.
Namun demikian, menurut Wawing, saat ini kepokannya ingin dipanggil dengan nama Rara, bukan Sakinah.