Sehingga, program Dedi Mulyadi tidak dapat dibernarkan dan tidak perlu karena bertentangan dengan norma yang ada.
BACA JUGA:Markas Sindikat Penadah Sepeda Motor Hasil Curian di Kabupaten Cirebon Terbongkar, di Sini Lokasinya
Dia menegaskan, bahwa cara mengatasi siswa nakal yang dijalankan di Jawa Barat telah membuat orangtua resah.
Menurutnya, orangtua menjadi gelisah ketika anak-anak mereka dibina di barak militer selama berhari-hari.
“Saya hanya berbicara sebagai orang tua, anak didik yang tidak setuju dengan pola-pola militer. Nah, kan sistem pendidikan kita sudah jelas, aturannya sudah jelas," tukasnya.
"Kalau anak-anak nakal, kalau misalnya ada pasal yang dilanggar, itu ada undang-undang tentang hukum acara pidana anak. Semuanya sudah ada kanalnya, sudah ada payung hukumnya,” imbuh Adhel.
Dia menilai bahwa pendidikan ala militer yang diterapkan di Jawa Barat tidak menjamin perilaku menyimpang anak akan berubah.
Dia menekankan pentingnya pemerintah mengambil peran penuh dalam mengedukasi para orangtua.
Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman parenting serta memperbaiki sistem pendidikan dalam menangani perilaku anak. Bukan mengirim anak-anak ke barak militer.
"Kalau ada yang setuju itu bentuk keputusasaan orang tuanya yang tidak lagi mampu menangani kenakalan anaknya," pungkas Adhel.