JAKARTA - Board Advisor Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jeffrie Geovanie memprediksi, Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 akan diramaikan tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Tiga poros itu terbentuk karena kekuatan partai-partai sangat berimbang. “Poros pertama adalah koalisi PDIP, PKB, dan Nasdem. Kemungkinannya, akan mengusung capres PDIP Jokowi-Surya Paloh (Ketum Nasdem) atau Jokowi-Muhaimin Iskandar (Ketum PKB),” ujar Jeffrie melalui siaran persnya yang diterima INDOPOS (Radar Cirebon Group), Jumat (11/4). Koalisi kedua, lanjut Jeffrie adalah Golkar dengan Hanura yang mengusung Ketum Golkar Aburizal Bakrie berpasangan dengan Ketua Umum Hanura Wiranto atau Aburizal dengan Ketua Bappilu Hanura Hary Tanoesoedibjo. Sementara kekuatan ketiga, kata Jeffrie, adalah Gerindra dengan PPP, PAN dan Demokrat. Komposisinya, bisa Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto bersama Dahlan Iskan yang elektabilitasnya paling tinggi di antara peserta Konvensi Demokrat atau Prabowo dengan Suryadharma Ali (PPP). “Sementara opsi ketiga, Prabowo bersama Hatta Rajasa (PAN). Hampir seperti itulah kira-kira kemungkinan koalisinya,” paparnya. Meski begitu, khusus untuk Partai Demokrat sebaiknya jadi partai oposisi. Menurut Jeffrie, sikap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang langsung menyampaikan ucapan selamat kepada tiga partai teratas hasil hitung cepat berdasarkan sejumlah lembaga survei, PDIP, Golkar, dan Gerindra, tepat. “Saya pikir SBY semakin layak diapresiasi kalau langsung menentukan sikap langsung menetapkan diri sebagai partai oposisi, tidak ikut koalisi mana pun,” terangnya. Karena menurutnya, SBY dan Partai Demokrat sebaiknya tidak usah terlibat dalam koalisi dengan partai mana pun untuk mengusung calon presiden tertentu. “Sebuah tradisi baru yang bagus dan akan diapresiasi oleh masyarakat luas. Di samping itu bisa penuh konsentrasi membenahi Partai Demokrat untuk disiapkan merebut kemenangan kembali di Pemilu 2019,” ungkap Jeffrie. Patut diketahui, dalam jumpa persnya di Cikeas, Bogor, SBY mengaku tidak bisa langsung memutuskan apakah akan masuk pemerintahan atau oposisi. Tapi dia siap untuk dua kemungkinan itu. “Kalau Presiden bukan dari Partai Demokrat akan berada di dalam pemerintahan atau menjadi oposisi? Jawaban saya, dua-duanya dimungkinkan,” tegas SBY. Dihubungi terpisah, pengamat politik Founding Fathers House (FFH) Dian Permata mengatakan partai-partai papan tengah yang tidak memiliki figur dengan elektabilitas memuaskan, sebaiknya segera mengusung tokoh-tokoh yang namanya cukup menjanjikan dan memiliki modal popularitas yang tinggi. Seperti, peserta Konvensi Demokrat Dahlan Iskan, atau Mahfud MD. Walaupun, lanjutnya, Dahlan sudah tercatat sebagai anggota Partai Demokrat dan Mahfud juga sudah dikenal sebagai orang PKB, namun dua tokoh itu setidaknya sudah memiliki modal popularitas dan elektabilitas yang menjanjikan. “Partai yang sudah punya capres seperti PDIP saya rasa masih sangat mungkin untuk mempertimbangkan nama-nama itu,” tuturnya. Karena itu, kata Dian, figur Dahlan sendiri bisa dikatakan sebagai pemenang Konvensi Capres Partai Demokrat yang harus diakui bahwa sedikit banyak mereka juga menyumbang perolehan suara di pemilihan legislatif kemarin. “Bayangkan jika tidak ada Konvensi Demokrat, bukan tidak mungkin suara Demokrat akan lebih jatuh lagi,” tuturnya. Selain itu, Dahlan yang dikenal sebagai raja media juga, bisa melengkapi kekurangan PDIP yang tidak memiliki media, baik TV, maupun koran. “Pilpres 2014 itu dalam tradisinya selalu didominasi dengan pertarungan ide dan visi di media, dan PDIP sangat bisa memanfaatkan Dahlan yang tetap seksi untuk berada di bursa cawapres. Saya pikir Dahlan tetap memiliki modal dan posisi tawar yang menjanjikan,” pungkasnya. (dms)
Parpol Papan Tengah Lirik Dahlan
Sabtu 12-04-2014,07:30 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :