Pasangan Jokowi-Kalla Berpotensi Munculkan Dualisme Kekuasaan

Sabtu 12-04-2014,15:41 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA - Calon presiden (capres) PDI Perjuangan, Joko Widodo harus benar-benar matang memilih calon wakil presiden (cawapres). Jika salah pilih, sosok cawapres justru akan menjadi bumerang dalam pemenangan Jokowi pada pemilu presiden (pilpres) mendatang. Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI), Prof. Arbi Sanit berpendapat, cawapres Jokowi jangan hanya populer saja. \"Popularitas tak cukup untuk negara ini, untuk itu harus cari cawapres yang tepat,\" ujar Arbi saat dihubungi wartawan di Jakarta, Sabtu (12/4). Belakangan sejumlah nama tokoh mencuat sebagai kandidat potensial menjadi cawapres Jokowi. Mulai dari Jusuf Kalla, Hatta Rajasa, Mahfud MD, hingga Basuki T Purnama (Ahok). Dari nama-nama tersebut, JK yang pernah menjadi Wakil Presiden RI pada pemerintahan Presiden SBY jilid I dinilai paling mumpuni. Namun, duet Jokowi-JK dikhawatirkan memunculkan fenomena matahari kembar. \"Kalau JK kelemahannya akan muncul matahari kembar. Oleh karena itu bisa jadi ditekankan benar oleh PDIP dan Jokowi, bahwa JK tak boleh membuat keputusan. Itu caranya bila JK jadi cawapres Jokowi,\" ujar Arbi menyampaikan analisisnya. Arbi menyarankan agar cawapres yang dipilih adalah sosok yang bisa melengkapi kekurangan Jokowi. Tetapi juga tidak memicu peluang terjadinya dua pengaruh kekuasaan antara presiden dan wakil presiden. \"JK memang memenuhi syarat, tapi kerawanannya ya itu muncul dualisme kepemimpinan, biar aman JK enggak boleh buat keputusan,\" tandasnya. (dil/jpnn)

Tags :
Kategori :

Terkait