
BACA JUGA:Libur Panjang Tahun Baru Islam, BRI Siapkan Layanan Weekend Banking Hingga Digital Banking
Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kota Cirebon, Alfas Muharomi, mengonfirmasi bahwa surat edaran dari BPIP menyebutkan adanya ketidaksesuaian pada kondisi gigi calon peserta.
“Keputusan datang dari BPIP, alasannya karena kondisi gigi. Secara aturan memang ada, tapi infonya datang sangat mendadak,” ujar Alfas.
Ironisnya, pada hari yang sama, Dzakiya sempat menjalani prosesi pelepasan resmi dari Walikota Cirebon Effendi Edo di Balai Kota.
Semangat dan kebanggaan saat itu sontak berubah menjadi kesedihan mendalam ketika kabar pembatalan diterima.
Pihak keluarga pun terpukul. Sang ibu, Tanti Sofianti, mengaku bahwa Dzakiya mengalami syok berat hingga menangis sepanjang hari.
“Kakak (Dzakiya) menangis terus setelah dapat surat dari Bandung. Kenapa bisa begini pas H-1? Kami kaget,” ucap Tanti haru.
Tanti menegaskan bahwa kondisi gigi anaknya tidak berlubang atau mengalami karies berat.
“Giginya utuh, pas seleksi di kota juga tidak ada keterangan soal lubang. Tapi ya qadarullah, ini mungkin sudah takdir,” tambahnya.
Peristiwa ini menimbulkan kekecewaan tidak hanya bagi keluarga, tapi juga banyak pihak yang sudah memberi dukungan penuh sejak awal proses seleksi.
Gagalnya Dzakiya menjadi catatan penting mengenai komunikasi dan transparansi dalam seleksi Paskibraka nasional, terutama menyangkut syarat teknis yang bersifat medis.