Rana-Tresnadi Bakal Adu Kuat

Selasa 22-04-2014,11:31 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

KUNINGAN - Kendati kemungkinan mengalami penurunan jumlah kursi di parlemen daerah, namun PDIP masih bisa membusungkan dada. Dengan raihan 10-11 kursi, partai berlambang banteng moncong putih tersebut masih menguasai posisi penting yakni jabatan sebagai ketua DPRD periode 2014-2019. Ada dua kader PDIP yang diprediksi bakal bersaing ketat memperebutkan jabatan orang nomor satu di gedung wakil rakyat itu. Yaitu Rana Suparman SSos dan Tresnadi. Rana sendiri menduduki kursi ketua dewan pasca H Acep Purnama SH MH dilantik sebagai wakil bupati beberapa waktu lalu. Anggota fraksi PDIP, Nuzul Racdhy SE mengatakan, sebenarnya seluruh kader PDIP yang terpilih sebagai wakil rakyat, mempunyai kans dan peluang yang sama untuk menduduki kursi ketua dewan. Zul, panggilan pria yang kembali terpilih untuk kali ketiga sebagai wakil rakyat itu menganggap siapapun yang akhirnya ditunjuk DPP sebagai ketua dewan, akan didukungnya. Namun tentu ada proses yang harus dilalui oleh para kandidat tersebut, bukan hanya kedua orang itu saja. “Jadi begini, bukan hanya Pak Rana dan Pak Tresnadi saja yang berpeluang menjadi ketua dewan periode yang akan datang, melainkan seluruh anggota dewan dari PDIP juga mempunyai kans yang sama. Baik saya, Pak Dede Sembada, Pak Rusliadi, Pak Apang dan lainnya juga berhak untuk menduduki posisi itu. Tapi ada mekanisme yang harus ditempuh partai. Dan semuanya itu nantinya menjadi kewenangan dari DPP, setelah DPC memberikan laporan. Keputusan menunjuk ketua dewan wewenang DPP,” tegas Zul kepada Radar, kemarin (21/4). Selain jabatan ketua, posisi wakil ketua di parlemen daerah juga menjadi rebutan beberapa partai yang suaranya signifikan. Jika periode lalu komposisi wakil ketua dipegang Golkar, Demokrat dan PAN, sekarang berubah. Demokrat yang tergusur lantaran perolehan suara se-Kabupaten Kuningan di bawah PKS, harus rela menyerahkan kursi wakil pimpinan kepada PKS. Calon terkuat untuk posisi wakil ketua dari PKS adalah Ny Hj Kokom Komariah. Kokom yang maju dari dapil II itu berhasil meraih suara terbanyak di partainya sehingga kemungkinan akan menjadi wakil ketua dewan. Pemerhati politik, Rudi melihat, Kokom sangat berpeluang menjadi wakil ketua karena suara yang diraihnya sangat signifikan dan tertinggi di antara caleg PKS lainnya. “Saya melihat, Ibu Kokom kemungkinan yang akan dicalonkan sebagai wakil ketua mewakili partainya. Tapi karena ini ranah atau kewenangan partai, maka siapapun bisa ditunjuk partai. Di Pileg sekarang, suara PKS se-Kabupaten Kuningan masuk dalam empat besar. Berdasarkan pleno KPU, PKS memperoleh suara sebanyak 55.767 suara. Partai ini di atas Demokrat yang hanya mendulang 48.180 suara,” ujarnya. Dua wakil pimpinan lainnya bakal dijabat politikus dari PAN dan Golkar. Jika tidak ada aturan yang membatasi masa periodesasi jabatan wakil ketua, sambung dia, bisa dipastikan Drs Toto Suharto Apt SFarm kembali melenggang mulus menduduki kursi tersebut. Toto sendiri sukses mendulang suara paling banyak di partainya. Ini jika tidak aturan yang membatasi jabatan wakil ketua bisa dua periode. “Kalau ada pembatasan, yang akan naik dari PAN adalah Hj Lin Yulyanti, mengingat dia meraih suara terbanyak kedua di partainya setelah Toto. Atau juga kandidat lain yang disetujui partai,” ucapnya. Yang menarik adalah dari Golkar. Selepas ditinggal beberapa caleg incumbentnya yang gagal lolos, praktis partai berlambang beringin tersebut diisi muka baru. Dari tujuh kursi yang diperoleh Golkar, hanya dua incumbent yang lolos. Mereka adalah Drs H Ending Suwandi MM dan H Badriyanto, selebihnya didominasi muka baru. “Uniknya Golkar memiliki wakil rakyat yang berasal dari pasangan suami istri yakni Drs H Ending Suwandi MM-Hj Odah Saodah. Keduanya melaju ke gedung dewan dari dapil yang berbeda. Ending dari dapil III sedangkan istrinya dari dapil IV,” paparnya. Rudi menganalisa, persaingan kandidat dari Golkar untuk posisi wakil ketua akan ketat. Pasalnya, Golkar memiliki kader muda yang militan dan ditopang berhasil secara materi. “Kalau dari perolehan suara caleg, memang Hj Saodah bisa dikatakan yang tertinggi di Golkar. Tapi ada caleg baru yang mempunyai kapasitas jauh lebih kredibel. Saya melihat H Dudi Pamuji SE layak untuk menempati kursi wakil ketua dari Golkar. Selain masih muda, dia (Dudi, red) juga didukung finansial yang memadai,” pungkasnya. (ags)

Tags :
Kategori :

Terkait