
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Meninggalnya Tasmi (Pekerja Migran Indonesia) di Malaysia karena sakit, dan hari Minggu 13 Juli 2025 berhasil dipulangkan ke Indonesia, dan dimakamkan di Cirebon. lalu bagaimana pandangan Dinas Pemberdayaan Perempuan perlindungan Anak Pengendalian Penduduk danKeluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Cirebon.
Kepala DP3APPKB, Suwarso Budi Winarno kepada di ruang kerjanya mengucapkan turut berduka cita atas wafatnya Tasmi mudah mudaham almarhumah husnul khotmimah apalagi yang bersangkutan meninggal saat mencari nafkah diluar negeri.
Budi menjelaskan, dari perspektif pemberdayaan perempuan, memang menjadi TKW itu solusi alternatif kalau memang tidak cocok bekerja didalam negeri, ha itu sebenatnya bisa dikurangi apabila kita memiliki program pemberdayaan perempuan seperti ketrampilan atau lapangan kerja, khususnya perempaun ketika memilki banyak pilihan didalam negeri, maka tidak akan memilh bekerja di negeri orang.
Walaupun tentu saja ketika memilih karir bekerja di Luar Negeri, kata Budi, tentu saja ada konsekuensinya, yang penting bagaimana negara bisa hadir memberikan pelayanan maksimal.
BACA JUGA:Ingin Upgrade Gadget? Belanja di Promo Juli Festival 14th #NoBlaBla Blibli Saja!
kalau menjadi TKW resmi bisa disertai penguasaan skills , adaptasi budaya itu penting, dan itu dilakukan dalam kerangka pembekalan formal. sehingga ketika di LN saat ada benturan budaya itu diatasa, karena benturan budaya bisa memicu masalah.
“didalam negeri saja kadang perspektif beda bahasa bisa menjadi masalah. dan itu menimbulkan kerawanan, kalau bekerja di Luar Negeri lakukan sesuai koridor resmi, bekal cukup, bahasa dan budaya menjadi bekal utama,” terangnya.
Ketika terkait perlindungan perempuan, menurut Budi, biasanya ada forum koordinasi. termasuk TTPO (Perdagangan orang) kita ada didalamnya, kemarin saat ada kabar TKW meninggal dunia, sebenarnya kami sudah menjalin komunikasi, karena kita memang tidak terlalu diperlukan memang kalau TKI di Kota Cirtebon jarang, banyak di Indramayu dan kabupaten. tapi kejadian kejadian terkait perempuan bisa diantisipasi.
“Yang menjadi masalah kalau berangkatnya ilegal. kalau tidak resmi resikonya banyak, mulai TPPO, penyelundupan dan lain lain,” pungkasnya. (abd)
BACA JUGA:Rawan Penyimpangan, Program 8.563 Rutilahu di Majalengka Dikawal Ketat oleh Kejaksaan