CIREBON, RADARCIREBON.COM -Potensi pariwisata Cirebon sangat besar jika mampu dikelola dengan serius dan berkolaboratif.
Hal tersebut diungkapkan Panglima Tinggi Macan Ali Cirebon Prabu Diaz saat menjadi narasumber Seminar Nasional Pariwisata dan Budaya dengan tema “Membangun Masa Depan Cirebon melalui Warisan Budaya dan Pariwisata” yang digelar Himpunan Mahasiswa Program Studi Pariwisata Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) di Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon, Kamis (11/9/2025).
"Kalau pemerintah daerah, pelaku bisnis pariwisata, PHRI, ASITA, IATA bersatu padu, maka Cirebon bisa berkembang seperti Bali dan Yogyakarta. Saya menyambut baik inisiatif mahasiswa pariwisata syariah ini karena Cirebon punya potensi luar biasa,”ungkapnya.
Menurut Prabu Diaz, hasil studi banding ke sejumlah negara menunjukkan pentingnya keterlibatan pemerintah daerah dan masyarakat dalam menciptakan destinasi wisata baru serta menjaga destinasi yang sudah ada.
BACA JUGA:Kebijakan Larangan Study Tour Jadi Angin Segar Pariwisata Cirebon
"Meski membutuhkan anggaran besar, sinergi antar-pemangku kepentingan menjadi kunci. Cirebon memiliki paket wisata yang lengkap mulai dari religi, budaya, kuliner hingga alam, dengan lokasi yang saling terhubung. Ini harus dimaksimalkan melalui manajemen kepariwisataan yang terstruktur, mulai dari penataan infrastruktur, sistem promosi, hingga pengelolaan destinasi harus dirancang serius.
Jika semua dikelola dengan baik, lanjut Diaz, pariwisata Cirebon Raya tidak hanya meningkatkan kunjungan wisata saja
"Tapi juga berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat dan pendapatan asli daerah,”ucapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Titania Azzahra Rahman, yang juga Duta Pariwisata Indonesia Kuliner 2025 mengatakan, Cirebon memiliki kekayaan budaya dan sejarah yang bisa menjadi modal besar dalam pengembangan pariwisata daerah.
BACA JUGA:Kolaborasi Pemajuan Pariwisata Cirebon
“Kenapa kita mengambil tema ini untuk seminar, karena kita melihat potensi budaya dan sejarah yang ada di Cirebon cukup berpengaruh terhadap masa depan Cirebon,”katanya.
Titania menjelaskan, seminar yang digelar FEBI menghadirkan akademisi, budayawan, hingga praktisi lapangan.
"Tujuannya untuk menggali pandangan mereka terkait upaya optimalisasi budaya dan sejarah sebagai daya tarik wisata yang lebih berdaya saing. Dan, kita ingin menjadikan seminar ini sebagai wadah untuk menyatukan gagasan, agar Cirebon bisa lebih dikenal bukan hanya dari sisi kuliner, tapi juga dari sejarah dan budayanya,”pungkasnya. (rdh)
BACA JUGA:Patra Cirebon Dorong Geliat Pariwisata Cirebon untuk Bantu Pertumbuhan Ekonomi Nasional