Lebih lanjut, Agus mengungkapkan bahwa macan tutul Jawa termasuk hewan dilindungi sebab tergolong satwa yang terancam punah.
BACA JUGA:Mensos Menjamin Sekolah Rakyat Bebas Dari Tindakan Kekerasan dan Kerusakaan Mental
BACA JUGA:Dorong Percepatan Akses Keuangan Daerah, Wakil Walikota Cirebon Hadiri Rakornas TPAKD 2025
Dia menegaskan, bahwa macan tutul termasuk satwa dan tumbuhan prioritas di Jawa Barat. Termasuk Elang Jawa, Owa Jawa, dan Rafflesia Padma.
"Jadi kalau morfologi macan tutul Jawa tu kan dia spesies macan tutul endemik yang ada di pulau Jawa. Kalau panjang tubuh ya sekitar 100-150 sentimeter yang diluar dari ekor," jelasnya.
Agus memastikan, bahwa macan tutul ini akan dilepasliarkan. Dikembalikan ke habitat aslinya.
Namun demikian, sebelum pelepasliaran, masih perlu dilakukan rangkaian proses sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) No. 17 Tahun 2025.
"Ya pastinya, pastinya akan dilepasliarkan kembali kalau memang sudah benar-benar pulih kondisinya," tuturnya.
Hanya saja, loaksi pelepasliaran macan tutul ini belum ditetapkan.
Menurut Agus, pihaknya masih terus berupaya melakukan asesmen beberapa lokasi di Jawa Barat.
"Jadi kami nanti akan melakukan asesmen di beberapa kantong (istilah untuk habitat). Kalau memang, kalau masih memungkinkan di alternatif tempat-tempat tersebut, tapi kami pilih salah satunya untuk kami pastikan," ujarnya.
Di sisi lain, BBKSDA Jawa Barat tengah melakukan pendataan populasi macan tutul di Jawa Barat.
Total ada 13 habitat macan tutul Jawa di Jawa Barat. Yang tercatat baru ada enam ekor macan tutul.
"Jadi yang udah selesai enam kantong. Kantong itu maksudnya habitat macan tutul yang sudah kita lakukan populasi nya bersama teman teman dari SINTAS."
"Jadi nanti ada beberapa kantong lagi ya masih dilanjutkan sampai 2026 dan beberapa yang sudah sedang kami analisis untuk mengetahui populasi macan tutul yang ada di wilayah tersebut," pungkasnya.