Seniman Dukung Perda Mihol

Kamis 08-05-2014,12:24 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON- Dukungan  masyarakat terhadap dukungan penerapan perda minuman beralkohol (mihol) terus mengalir. Jika sebelumnya umat Islam melakukan aksi ke DPRD Kota Cirebon dan menolak rencana revisi perda, kali ini dukungan datang dari kalangan seniman Kota Cirebon. Salah satu seniman Kota Cirebon, Dedi Kampleng, menegaskan pihaknya mendukung langkah wali kota untuk tetap mempertahankan perda mihol nol persen. Dikatakan, langkah pemkot dan DPRD sudah tepat,  karena berusaha melindungi warganya dari dampak buruk mihol. Tidak bisa dibayangkan apabila miras dibiarkan tetap beredar. Generasi bangsa ini akan semakin terkikis moral dan akal sehatnya. Dan itu yang harus dikedepankan pemkot dan DPRD. Menolak revisi perda mihol adalah langkah tepat. Jangan sepihak mendengarkan keluhan dari pengusaha. Aspirasi masyarakat harus didengarkan secara matang,” tegas Kampleng. Kalau saja masih ada yang menjual mihol, sambung Kampleng, berarti itu sudah menjadi tanggung jawab dari aparat penegak perda dalam hal ini Satpol PP. Dan kalau pun masih ada yang mengmonsumsi mihol, lanjutnya, maka itu menjadi tanggung jawab warga. “Kebijakan wali kota sudah sangat bagus kok. Kami dari seniman mendukung penuh perda mihol nol persen,” kata pria berperawakan kurus itu. Kampleng juga mengingatkan kepada para pengusaha untuk tidak memaksakan kehendak melalui kuasa hukumnya untuk mendekati DPRD dan pemkot guna merevisi perda mihol nol persen. Kalau alasannya pengunjung berkurang karena tidak ada lagi mihol di hotel atau di kafe-kafe, Kampleng pun meminta para pengusaha hotel dan restoran untuk bisa cerdas dan kreatif untuk meningkatkan jumlaha pengunjung. “Bukan malah miras dijadikan alasan untuk mendongrak tamu ke hotel dan restoran,” katanya. Ketua Forum Tenaga Honorer Sekolah Swasta (FTHSS) , Dede Permana SPd juga mendukung penuh langkah pemkot untuk tetap mempertahankan perda mihol nol persen. Kota Cirebon sebagai kota wali, kata Dede, tentu harus mengedepankan nilai-nilai luhur agama. “Jangan tergerus arus barat sehingga identitas sebagai kota wali tidak ada,” ingatnya. FTHSS yang mencetak calon penerus generasi bangsa, kata Dede Permana, memiliki tanggung jawab moral untuk mendukung perda mihol nol persen. “FTHSS tetap mendukung perda mihol nol persen,” tegasnya. (abd)

Tags :
Kategori :

Terkait