"Hal ini membuktikan bahwa minat generasi muda terhadap studi Alquran dan Tafsir sangat tinggi," ucapnya.
Rofiq mengatakan, salah satu momen puncak yaitu pemberian penghargaan dalam 6 kategori kepada para pengkaji, peminat, dan guru besar Ilmu Alquran dan Tafsir.
Penghargaan tertinggi, Lifetime Achievement Award, dianugerahkan kepada Almarhum Supardi Abdu Shomat yang dihormati sebagai pionir dalam mengenalkan dan mengajarkan Quran Braille di Indonesia.
“AIAT memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Alm. Supardi, sosok tuna netra santri Krapyak yang merupakan orang pertama dalam konstalasi dunia dalam menciptakan Qur’an Brille versi Indonesia,” katanya.
Rofiq menyebutkan, AIAT menyambut baik visi yang disampaikan oleh Rektor Aan Jaelani selama konferensi yaitu keinginan UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon untuk membuat aplikasi khusus yang dapat mendeteksi dan memudahkan pencarian derivasi kata dalam Alquran.
"Kami sangat mendukung inisiatif digitalisasi dari UIN Siber Cirebon. Konferensi internasional ini memang diharapkan mampu menghasilkan program yang merespons tuntutan global, dan langkah pembuatan aplikasi ini adalah bukti nyata peran akademisi dalam membawa studi Alquran ke era digital," pungkasnya. (rdh)