CIREBON, RADARCIREBON.COM – Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Ambit, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon tahun 2024 dipertanyakan oleh sebagian warga.
Sebab, sejumlah pelaksanaan pembangunan, khususnya bidang infrastruktur yang seharusnya rampung, malah banyak yang tidak tuntas, sehingga menimbulkan kejanggalan dari warga.
“Kami menduga ada sesuatu yang janggal dalam tata kelola pemerintahan di kami,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya ini, Senin 1 Desember 2025.
Dia menilai ada indikasi penyelewengan dalam pelaksanaan pembangunan dalam APBDes 2024 yang bersumber dari Dana Desa (DD).
BACA JUGA:Dekatkan Akses Layanan, Ditjen Dukcapil Kemendagri Jemput Bola ke Kabupaten Cirebon
Berdasarkan hasil penelusurannya, berbagai proyek infrastruktur yang dilaksanakan di berbagai blok dan dusun tercatat jauh dari target. Bahkan ada yang sama sekali belum berjalan.
Di Blok Randu misalnya, dua proyek peningkatan Jalan Usaha Tani (JUT) jadi sorotan. Kemudian, pekerjaan Tembok Penahan Tanah (TPT) dengan anggaran lebih dari Rp 101 juta baru mencapai 63 persen.
Sementara, proyek rabat beton senilai lebih dari Rp 92 juta hanya terealisasi sekitar 1,7 persen dan disebut baru dilakukan pengurugan oleh dua dump truk.
"Bahkan ada yang baru direalisasi 1,7 persen, hanya menggunakan material urugan saja dua mobil dumptruk," ungkap warga ambit tersebut.
Warga juga mengungkap adanya pinjaman dana sebesar Rp 150 juta dari Kuwu Cikulak Kidul kepada pemerintah desa dengan bunga 10 persen per bulan.
Dugaan sementara dari warga Ambit, dana tersebut dipakai untuk menutup biaya dua proyek tersebut.
Proyek rabat beton di sejumlah dusun seperti Wage, Pahing, Kliwon, dan Manis juga tidak luput dari sorotan. Realisasinya bervariasi mulai dari 66 persen hingga 82 persen, namun seluruhnya dinilai tidak mencapai target.
"Empat proyek rabat beton tersebut disebut diborongkan kepada pihak ketiga dengan nilai Rp 138 juta, dan pembayaran baru akan dilakukan setelah DD 2025 cair," jelas warga Desa Ambit saat ditemui di salah satu café di wilayah Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon.
BACA JUGA:Keren! Mahasiswa UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Gondol Sejumlah Prestasi di AIAT 2025
Tak hanya itu, pembangunan TPT drainase lapangan bola dengan anggaran lebih dari Rp 58 juta belum terealisasi sama sekali. Sementara pekerjaan pengelolaan sampah disebut baru mencapai 38 persen dan juga dikerjakan oleh pihak ketiga.
Selain infrastruktur, warga juga mempertanyakan pengelolaan DD untuk bidang pemberdayaan dan kemasyarakatan. Sejumlah anggaran bernilai puluhan juta rupiah tercatat, namun realisasinya dianggap tidak jelas.
Belanja barang yang diserahkan kepada masyarakat, seperti program pertanian dan peternakan, penyertaan modal BUMDes, serta peningkatan sarana perpustakaan juga disorot warga, karena dinilai tidak memiliki laporan penggunaan yang transparan.
Lalu, bidang penanggulangan bencana, realisasi anggaran disebut mencapai 81 persen, terutama untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) disabilitas.
Dengan banyaknya kejanggalan, warga mendesak Pemerintah Kabupaten Cirebon serta aparat penegak hukum turun tangan untuk melakukan audit menyeluruh.
“Kami Warga Desa Ambit hanya ingin transparansi. Ini uang masyarakat, dan pembangunannya harus jelas. Kalau ada penyimpangan, harus ditindak,” ujar warga tersebut.
Sementara, ketika radarcirebon.com melakukan konfirmasi dengan mendatangi kantor Balaidesa Ambit, Kuwu Desa Ambit sedang tidak berada ditempat.
“Kuwu-nya sedang ada keperluan diluar,” ucap salah seorang perangkat desa setempat.
Hingga berita ini diturunkan, pihak pemerintah Desa Ambit belum memberikan klarifikasi resmi terkait pengelolaan ABPDes 2024, terutama DD. (*)