RADARCIREBON.COM – Siapa sangka, brand batik yang kini punya cabang di berbagai kota dan sukses tampil di New York Fashion Week ini berawal dari perjuangan menjual kain kafan secara door to door.
Dialah Sally Giovany, sosok di balik kesuksesan BT Batik Trusmi, yang kini dinobatkan sebagai Person of The Year 2025 kategori Penggerak Ekonomi Kreatif.
Perjalanan Sally bukan cerita instan. Usai lulus SMA pada 2006, ia memilih menikah muda dan tinggal bersama mertuanya.
Bersama sang suami, Sally mulai memikirkan cara bertahan hidup dengan membuka usaha kecil-kecilan. Pilihan pertama mereka saat itu adalah menjual kain kafan.
BACA JUGA:Raih POYT 2025, JNE Cirebon Konsisten Lakukan Penguatan Ekosistem UMKM Sepanjang 2025
“Dari subuh sampai maghrib kami keliling menawarkan kain kafan dari rumah ke rumah. Paling laku dua sampai tiga potong saja,” kenang Sally.
Meski berat, pengalaman itu justru menjadi sekolah bisnis pertamanya. Ia belajar bahwa menjual produk tidak semudah yang dibayangkan.
Namun alih-alih menyerah, Sally justru semakin terpacu. Dari situlah ia mulai memahami pentingnya riset pasar sebelum memproduksi barang.
“Saya sadar, dalam bisnis itu bukan bikin barang dulu, tapi tentukan marketnya dulu. Akhirnya saya coba bikin mini business plan,” ujarnya.
BACA JUGA:Managemen Talenta Wujudkan Tata Kelola Pemerintah Berbasis Meritokrasi
BACA JUGA:Semburan Gas Misterius Muncul Lagi di Cipanas Cirebon, Warga Kembali Resah
Berawal dari Kain Kafan Jadi Batik
Tahun 2007 menjadi titik awal perubahan besar. Sally mulai berjualan kain batik, memanfaatkan kain kafan yang belum terjual sebagai bahan dasar. Modalnya pun sangat terbatas.
“Saya pakai sisa amplop pernikahan untuk produksi batik cap dari kain kafan yang tidak terjual,” tuturnya.
Di tengah keterbatasan, Sally mulai jatuh cinta pada proses pembuatan batik. Dari situlah tumbuh rasa bangga dan tekad kuat untuk ikut melestarikan warisan budaya Indonesia.