Materi utama dipandu oleh tim pemateri dari Nusa Edu, perusahaan edutech yang fokus pada digitalisasi lembaga pendidikan.
Peserta dibimbing langsung mengenai cara penggunaan aplikasi, hingga simulasi penerapan sistem di masing-masing pesantren.
Workshop ini mendapat apresiasi dari para pengawas Kemenag dan pengurus pesantren yang hadir.
Mereka menilai digitalisasi dapat membantu pondok lebih transparan, efektif, dan mampu mengikuti tuntutan masyarakat modern.
Selain pelatihan teknis, kegiatan ini juga menjadi ruang diskusi antara pengawas Kemenag Kabupaten Cirebon dan pengelola pesantren mengenai tantangan digitalisasi.
Mulai dari kesiapan SDM, infrastruktur teknologi, hingga kepemimpinan pesantren dalam mengadopsi sistem baru.
BACA JUGA:LPS Ungkap Kredit Bermasalah Rp139 Miliar di BPR Indramayu, Kasus Melaju ke Ranah Pidana
BACA JUGA:Menyongsong 2026, KNPI Kota Cirebon Keluarkan Instruksi Penting untuk Pemuda!
BACA JUGA:Operasi Lilin Lodaya Dimulai! Polres Cirebon Kota Ungkap Langkah Pengamanan Nataru
KH Abdul Hayi menegaskan, kolaborasi lintas lembaga sangat diperlukan agar proses digitalisasi berjalan optimal.
“Transformasi pesantren bukan pekerjaan satu pihak. Harus ada dukungan dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan pesantren itu sendiri,” katanya.
Melalui workshop dua hari tersebut, diharapkan lahir komitmen bersama untuk mempercepat digitalisasi pesantren di Kabupaten Cirebon.
Baik dari sisi manajemen, layanan pendidikan, maupun tata kelola kelembagaan.
Dengan terselenggaranya workshop ini, Maskan Al-Hikmah menegaskan posisinya sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam yang aktif mendorong inovasi dan relevansi pesantren di era digital. (*)