CIREBON, RADARCIREBON.COM -Nahdlatul Ulama (NU) bukan sekadar organisasi keagamaan, melainkan denyut nadi kehidupan sosial masyarakat.
Pandangan itu ditegaskan Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi PKB, Muhammad Asyrof Abdik SHub Int, saat berbicara mengenai peran KBNU dan dinamika masyarakat akar rumput di wilayah Cirebon dan Indramayu.
Menurut Asyrof, NU telah lama hadir sebagai kekuatan sosial yang menjaga harmoni, merawat tradisi, sekaligus menjawab tantangan zaman.
Keberadaannya tidak hanya terasa dalam ruang ibadah, tetapi juga dalam kehidupan sosial, pendidikan, hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat.
BACA JUGA:Pelindo Regional 2 Cirebon Salurkan Bantuan TJSL Kepada Warga Binaan Rutan Kelas I Cirebon
“NU bukan sekadar organisasi. NU adalah ekosistem sosial yang hidup di tengah masyarakat. Ia mengayomi sebelum diminta dan menggerakkan sebelum diperintah,” ujar Asyrof.
Ia menilai, kekuatan utama NU terletak pada gerakan akar rumputnya. Para kiai kampung, bu nyai, guru madrasah, serta kader badan otonom (banom) NU bergerak dengan semangat pengabdian tanpa pamrih. Mereka bekerja bukan karena dorongan struktur atau anggaran, melainkan karena amanah dan komitmen moral.
“Di desa-desa, NU bergerak bukan karena anggaran, tetapi karena amanah. Inilah modal sosial yang sangat besar,” tegasnya.
Dalam konteks pemberdayaan masyarakat, Asyrof melihat, NU memiliki posisi strategis untuk berada di garda terdepan.
BACA JUGA:Harga Rp2 Jutaan, Oppo A6 Bikin Kaget! Ini 8 Fitur Next Level yang Jarang Ada di Kelasnya
Melalui LP Ma’arif, LazisNU, Lakpesdam, Muslimat, Fatayat, Ansor, IPNU-IPPNU, dan lembaga lainnya, NU hadir tidak hanya sebagai penggerak pendidikan dan dakwah, tetapi juga sebagai ruang konsultasi sosial bagi masyarakat.
Karena itu, ia menekankan pentingnya memperkuat sinergi antara pemerintah dan NU. Menurutnya, program pembangunan akan berjalan efektif jika bertemu dengan ruang sosial yang dipercaya masyarakat.
“Program pemerintah akan efektif bila bertemu dengan ruang sosial yang dipercaya rakyat. NU adalah ruang sosial itu,” katanya.
Sebagai legislator di DPRD Jawa Barat, Asyrof mengaku, terus mendorong agar sinergi tersebut diwujudkan dalam kebijakan nyata. Mulai dari pelatihan pra-kerja dan penguatan soft skill pemuda NU, pengembangan UMKM berbasis keluarga pesantren, hingga peningkatan literasi dan kemampuan digital masyarakat.
BACA JUGA:Bukan Touring Biasa! Yamaha Gaspol Ajak Pemred Media Jelajahi Jalur Ikonik Jawa Tengah
“Kemandirian bukan hadiah. Kemandirian adalah proses yang harus diperjuangkan,” ujarnya.
Selain sumber daya manusia, Asyrof juga menyoroti pentingnya pembangunan infrastruktur sebagai fondasi pemberdayaan.