Waspada! 5 Kecamatan di Cirebon Dilintasi Sesar Baribis, BPBD Ungkap Titik Rawan Gempa

Selasa 23-12-2025,11:25 WIB
Reporter : Samsul Huda
Editor : Tatang Rusmanta

Tak hanya itu, kawasan wisata Bukit Gronggong juga diketahui berada di jalur utama Sesar Baribis.

BACA JUGA:Ranking FIFA Terbaru Rilis! Timnas Indonesia Tertahan, Thailand dan Vietnam Melesat

“Beberapa objek wisata populer berada di jalur sesar aktif. Kita tidak bisa memprediksi kapan bencana terjadi, tapi kewaspadaan harus selalu dijaga,” kata Syamsul.

Meski demikian, BPBD menilai potensi tsunami di wilayah Cirebon relatif kecil. 

Ancaman bencana yang lebih sering terjadi justru meliputi banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan gempa bumi, yang hampir setiap tahun melanda sejumlah daerah.

“Masyarakat kami imbau untuk peka terhadap perubahan alam, apalagi kondisi cuaca belakangan ini cukup ekstrem,” imbuhnya.

BACA JUGA:Timnas Indonesia Tantang Finlandia di FIFA Series Maret 2026, Ujian Perdana Era John Herdman

Puncak Musim Hujan Saat Nataru

Di sisi lain, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) turut memperingatkan bahwa periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026 diprediksi bertepatan dengan puncak musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, menyebutkan bahwa kombinasi dinamika atmosfer berpotensi meningkatkan intensitas hujan ekstrem selama periode tersebut. 

Kondisi ini dinilai dapat berdampak langsung pada keselamatan transportasi dan aktivitas masyarakat.

“BMKG berkomitmen memberikan peringatan dini, informasi cuaca terkini, serta dukungan teknis untuk meminimalkan risiko bencana selama Nataru,” ujar Faisal.

BMKG memprediksi curah hujan tinggi hingga sangat tinggi, mencapai 300–500 mm per bulan, akan terjadi pada Desember 2025 hingga Januari 2026, khususnya di wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi Selatan, hingga Papua Selatan.

Untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem, BMKG menyiagakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), memperkuat sistem peringatan dini, serta melakukan monitoring real-time potensi bibit siklon dan siklon tropis.

Tak hanya itu, BMKG juga mengoperasikan posko siaga Nataru di pusat dan daerah, serta menyediakan berbagai platform informasi cuaca untuk mendukung keselamatan transportasi darat, laut, dan udara.

“Informasi cuaca harus bisa diterjemahkan menjadi langkah nyata di lapangan. Koordinasi lintas sektor terus kami perkuat demi keselamatan masyarakat,” tegas Faisal.

Kategori :