LEMAHWUNGKUK – Satu lagi goresan kelam wajah pendidikan di kota yang dipimpin seorang berlatar belakang pendidik. Pengakuan Vita Fadila, siswi kelas 2 SDN Cangkol Kota Cirebon menyebutkan, terdapat lima siswa dipukul guru karena tidak membeli buku yang diminta. “Banyak yang dipukulin, ada 5 orang,” ujarnya, Kamis (28/7). Dengan polos Vita mengatakan, siswa dipukul menggunakan kayu penggaris di bagian kepala. Seluruhnya ada dua buku yang harus dibeli siswa, masing-masing seharga Rp5.000. “Di itu apa namanya dipukulin, pake kayu penggaris di kepalanya, gara-gara nggak beli buku,” terangnya yang menyaksikan temannya dipukul guru, dijumpai di kediaman orang tua Nadia Marhaenis Maharani di RT 02 RW 04 Cangkol, Kelurahan Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk. Nadia, salah seorang murid yang menerima pukulan membenarkan peristiwa itu dialaminya karena tidak membeli buku. Seluruh siswa yang tidak membeli dikumpulkan pada mata pelajaran kesenian. Tidak hanya dipukul, siswa yang tidak membeli buku juga diancam oleh guru tidak akan naik kelas. “Kalau nggak beli buku nanti nggak naik kelas,” katanya. Krisna Dwi Septiansyah juga siswa yang menerima pukulan guru, mengaku dipukul di bagian kaki. Salah satu orang tua murid yang memohon tidak dikorankan namanya, karena khawatir berakibat anak ditekan di sekolah menjelaskan, peristiwa ini diketahui sehari sebelumnya. Itupun setelah putrinya menangis saat akan berangkat ke sekolah. “Kejadiannya kemarin. Anak ibu lapor, ketakutan nangis,” ucapnya. Merasa tidak terima, kata dia, akhirnya sejumlah orang tua murid mendatangi sekolah pagi harinya. Meski sudah laporan telah diterima guru, namun belum diketahui respons lebih lanjut. “Orang tua datang, ibu-ibu ke sana laporannya ke guru kelas satu. Kirain saya LKS, tahunya itu buku kesenian (yang diminta guru membeli),” terangnya. Ia mengaku prihatin dengan perlakuan yang diterima anaknya, karena sekalipun nakal mestinya cukup dinasehati. “Ya ngedidik sih ngedidik, tapi jangan sampai dipukulin. Tadi anak ketakutan sempat nggak mau sekolah, akhirnya dibelikan buku di luar satu buku harganya Rp22.000,” terangnya. Koran ini diperlihatkan dua judul buku yang diminta guru untuk dibeli. Berjudul Himpunan Lengkap Lagu-lagu Wajib Nasional dan Daerah Indonesiaku, serta Menulis Tegak Bersambung Untuk Sekolah Dasar MD karya Hestiwulan MD. Orang tua murid menyebut pemukulan dilakukan oleh guru bernisial AS. Karena jam belajar sudah berakhir di SDN 3 Cangkol, upaya konfirmasi dilakukan ke UPTD Lemahwungkuk, yang menaungi SD tersebut. Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Lemahwungkuk, Dra Jumini Pursitawati mengaku belum mendengar peristiwa mengadunya orang tua murid di sekolah. Padahal pukul 09.00 WIB, dirinya tengah berada di SDN 3 Cangkol. “Saya jam 9 ke situ, kaitannya pemeriksaan dari inspektorat, ketemu dengan kepala sekolah, tapi tidak ngomong. Bisa jadi dia nggak tahu,” katanya dijumpai di ruang kerjanya pukul 14.15 WIB. Dia berjanji akan mengonfirmasi persoalan ini ke pihak sekolah. Kemudian dilakukan pembinaan agar tidak terulang. Sebab, adanya orang tua yang keberatan menandakan ada pembinaan yang harus diberikan. Jika masih juga tidak membawa hasil, maka akan dilanjutkan penanganannya ke Dinas Pendidikan Kota. “Nanti kita konfirmasi dan dibina, jangan sampai terulang kedua kali,” paparnya. Jumini juga berjanji akan datang ke sekolah, tidak perlu memanggil guru yang diduga melakukan pemukulan. Karena tidak ingin mengganggu kegiatan belajar mengajar siswa. Lagi pula jika dipanggil, khawatir sampai mengganggu psikologis guru. “UPTD akan menindaklanjuti ke sekolah. Pemukulan ini disayangkan,” katanya. Mestinya, kata dia, tidak boleh ada yang memaksa membeli buku. Sebab ada aturan tidak boleh menjual buku di sekolah, karena pemerintah telah menyediakan buku murah. Apalagi, masyarakat setempat dalam kondisi menengah ke bawah. Terkait laporan anak kepada orang tua, ia menambahkan terkadang anak berlebihan melaporkan yang dialami. (hen)
Tak Beli Buku, Siswa Dipukul Guru
Jumat 29-07-2011,07:21 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :