Jokowi Janji Kembangkan Sentra Batik Cirebon

Kamis 19-06-2014,11:02 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

**Sambangi Radar Cirebon, Bertemu Ulama dan Jamaah Pengajian CIREBON - Calon Presiden (Capres) nomor urut dua, Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Graha Pena Radar Cirebon, Rabu malam (18/6). Ditemani sejumlah ulama asal Cirebon, Jokowi menyapa para simpatisan yang sudah menunggu sejak sore. Jokowi tiba sekitar pukul 20.00. Dengan busana kotak-kotak yang khas dan kopiah hitam di kepalanya, Jokowi tampil di hadapan para pendukungnya dalam acara “Dialog Kebangsaan dan Marhaban Ya Ramadan” di Halaman Graha Pena Radar Cirebon. Pada kesempatan itu, capres yang diusung koalisi PDIP, PKB, Nasdem, PKPI ini menegaskan apabila menang dalam pilpres, akan segera merealisasikan janji-janjinya yang selama ini disampaikan kepada rakyat. Jokowi juga menjelaskan alasannya lebih suka melipat lengan baju sampai ke sikut ketika dirinya mengenakan kemeja lengan panjang. “Lengan baju yang dilipat itu menandakan siap bekerja kapan pun dan di mana pun. Tidak perduli siang atau malam,” ucapnya. Selama ini, Jokowi memang dikenal sebagai pemimpin yang merakyat. Citra itu melekat kuat setelah Jokowi menjadi Gubernur Jakarta. Cara Jokowi menyerap aspirasi warganya dengan blusukan, mengundang simpati rakyat. Penampilannya yang biasa-biasa saja dan tutur katanya yang ceplas-ceplos, membuat rakyat selalu merasa dekat. “Rakyat itu sumber inspirasi saya. Saya banyak belajar dari rakyat. Karena itu, saya lebih memilih blusukan untuk mendengar lebih banyak suara rakyat,” ujarnya. Dia menambahkan, dengan blusukan dan berinteraksi langsung dengan rakyat, dirinya menjadi lebih kaya informasi. \"Mendengar lebih banyak suara rakyat, maka kita akan lebih memahami persoalan bangsa. Jika kita sudah memahami persoalannya, maka otak akan bekerja untuk mencari solusinya,\" terangnya. Sementara, pengurus DPP Partai Nasdem, Drs Enggartiasto Lukita menjelaskan, kebahagiaan sejati ketika bisa berbuat untuk rakyat, termasuk Jokowi yang ingin berbuat banyak untuk bangsa Indonesia. Komisaris Radar Cirebon Group H Alwi Hammu menjelaskan, Bangsa Indonesia ke depan membutuhkan sosok pemimpin yang senantiasa dekat dengan rakyat, bekerja keras untuk rakyat dan menyerap aspirasi dari rakyat. Usai acara, Kang Maman mengatakan, mekanisme demokrasi harus berjalan dengan baik, khususnya di Kota Cirebon. Pihaknya mendapat laporan bahwa telah terjadi upaya intervensi dari Wali Kota Cirebon, Drs H Ano Sutrisno MM terhadap para PNS di lingkungan Pemkot Cirebon hingga pegawai di kelurahan dan guru-guru untuk memilih salah satu capres. \"Wali kota harus bisa memposisikan diri. Meski dia jadi tim sukses salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Tetapi, tidak boleh menggunakan perangkat birokrasi untuk memenangkan pasangan yang didukungnya,\" tegasnya. KAMPANYE DI TEGALSARI Kabupaten Cirebon menjadi salah satu tempat singgah calon presiden Joko Widodo, dalam rangkaian safari politik ke wilayah Ciayumajakuning, kemarin (18/6). Sejak pagi, puluhan ribu massa yang berasal dari berbagai wilayah Kabupaten Cirebon sudah menunggu kedatangan pria yang biasa disapa Jokowi ini, di lapangan Sepakbola Desa Tegalsari Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon. Tidak hanya itu, ada pula yang menunggunya di sekitar kawasan Trusmi, karena berdasarkan jadwal yang dirilis oleh tim pemenangan Jokowi-JK, Jokowi akan menyempatkan diri melihat kerajinan batik khas Cirebon ini. Jokowi baru tiba di lapangan Tegalsari sekitar pukul 14.00, setelah melakukan lawatannya di Kabupaten Majalengka dan makan siang di H Apud Desa Batembat Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon. Setibanya di lokasi kampanye, mantan Walikota Solo ini langsung disambut atraksi pertunjukkan Barongsai yang mengiringnya sampai ke panggung utama. Tidak hanya itu, ratusan massa yang sejak pagi sudah menunggu pun ikut menyambut dengan berebut salaman dan foto bersama. Dikatakan, koalisi yang dibangun pasangan Jokowi-JK adalah koalisi rakyat. Sementara, calon lain yang dibangun adalah koalisi elit, sehingga dampaknya, dana yang dimiliki pasangan yang diusung koalisi rakyat sangatlah minim, berbeda dengan koalisi elit. “Tapi, hal itu bukan masalah, kita akan buktikan yang menang, apakah koalisi rakyat atau koalisi elit,” katanya. Jokowi pun menceritakan pengalamannya selama blusukan ke sejumlah daerah di Indonesia. Beberapa waktu lalu ia berkunjung ke salah satu wilayah di pulau Sumatera. Di sana, dia bertemu dengan seorang ibu yang anaknya sakit, tapi tidak dirawat secara intensif di balai pengobatan atau rumah sakit, lantaran tidak memiliki biaya untuk berobatnya. “Dari peristiwa ini, saya akan menggagas Kartu Indonesia Sehat yang bisa dimiliki seluruh masyarakat Indonesia yang tidak mampu. Sistem ini sudah berjalan dan akan dikerjakan di seluruh Indonesia,” bebernya. Kemudian, untuk meningkatkan kualitas penduduk Indonesia, dibutuhkan sistem pendidikan yang mumpuni dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh Indonesia diberbagai jenjang pendidikan. Terakhir, dia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut berpartisipasi menjadi pemilih dalam pemilu presiden mendatang. Dalam kampanye itu, hadir sejumlah tokoh politik Ciayumajakuning, seperti mantan Bupati Kuningan, Aang Hamid Suganda, Bupati Majalengka Sutrisno, pengurus DPP Partai Nasdem Enggartiasto Lukito, pengurus DPP PDI Perjuangan Rohmin Dahuri, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat TB Hasanudin, Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon H Tasiya Soemadi, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Cirebon Edi Suripno dan masih banyak lagi. Usai berorasi dan menyaksikan deklarasi aliansi relawan Ciayumajakuning, Jokowi melanjutkan kunjungannya ke sentra batik Trusmi untuk melihat dari dekat proses produksi industri kreatif yang ada di Kabupaten Cirebon. Pembina tim relawan Jokowi-JK Kabupaten Cirebon Drs H Sunjaya Purwadisastra MM MSi tampak mendampingi Jokowi. Di depan sejumlah wartawan, Jokowi berjanji akan mengembangkan industri kreatif, baik yang bersifat tradisional dan modern. Sebab, agar bisa bersaing dengan bangsa lain dan menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan masyarakat, salah satu caranya dengan mengembangkan industri yang satu ini. “Batik salah satu komoditas unggulan kita, ini harus dikembangkan agar batik menjadi pusat fashion dunia dan peran pemerintah adalah mempromosikannya,” bebernya. Industri kreatif tidak hanya pada handy craft, tapi bisa game, kartun, film dan alat transportasi. “Kita masih punya peluang, seyogyanya potensi ini,” ucapnya. BERTEMU SULTAN Jokowi juga mengunjungi Keraton Kasepuhan Cirebon. Kedatangannya disambut Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat SE, para abdi dalem keraton, dan warga. Jokowi juga disambut tarian rampak topeng sebagai tarian penyambut tamu. Dalam sambutannya, Sultan meminta agar Jokowi lebih memperhatikan kebudayaan. Menurut Sultan, kebudayaan itu penting sesuai dengan amanat konstitusi. \"Saya sangat mengapresiasi kedatangan Pak Jokowi, ini sebagai bentuk penghargaan pada sejarah dan budaya Indonesia. Selama ini, pemerintah kurang memberikan perhatian pada kebudayaan yang ada di Indonesia,\" ujarnya. Tak hanya itu, Sultan berharap siapapun presiden yang terpilih nanti, harus bisa mengemban amanah Sunan Gunung Jati, Syekh Syarif Hidayatullah yakni \"Ingsun Titip Tajug Lan Fakir Miskin.\" \"Tajug di sini maksudnya moral dan fakir miskin berkaitan tentang keadilan sosial. Artinya, Sunan Gunung Jati titip moral negara yang berarti sumber daya manusia yang berakhlak dan bermoral. Karena itu, yang terpenting adalah harus membangun moral bangsanya dulu baru lain-lainnya,\" jelasnya. Di hadapan Jokowi, Sultan juga menjelaskan tentang Cirebon yang memiliki potensi besar di berbagai sektor. Seperti sektor pariwisata, kebudayaan, dan industri kreatif. \"Contohnya, Cirebon punya pelabuhan, tapi masih kurang optimal pemanfaatannya. Padahal, banyak kapal pesiar yang singgah di Cirebon untuk wisata kebudayaan. Cirebon juga punya beragam industri kreatif, seperti batik, kerajinan kerang, industri gula dan tebu, semua adalah potensi besar,\" tuturnya. Sultan menyebut keraton netral dari politik. Namun, ia meminta agar seluruh keluarga dan abdi dalam keraton tidak golput. \"Keraton tidak boleh jadi parpol, ormas, netral pada politik praktis, harus melindungi masyarakat. Tapi saya sarankan abdi dalam untuk tidak golput, harus memilih capresnya,\" sarannya. Sementara, Jokowi mengaku senang sekaligus bangga dengan penyambutan di Keraton Kasepuhan. Terutama saat dirinya disambut para penari rampak topeng. \"Bagus sekali tariannya, gerakan-gerakannya indah, sarat budaya,\" ujarnya. Jokowi yang mengaku hidup dekat di lingkungan keraton selama 50 tahun itu paham betul arti penting kebudayaan. Menurutnya, kebudayaan adalah identitas, karakter dan jati diri sebuah bangsa dan negara. \"Saya sangat setuju dengan keinginan Pak Sultan, kebudayaan harus lebih diperhatikan,\" katanya. Meski menyatakan netral, Sultan terus mengangkat jari tengah dan telunjuknya sebagai simbol \'dua jari\' yang selama ini menjadi ikon kampanye. Jokowi merespons santai hal tersebut, bahkan memancing tawa dan tepuk tangan masyarakat yang hadir. \"Katanya keraton netral, tapi Pak Sultan salam dua jari terus. Itu kode,\" pungkas Jokowi di akhir sambutannya. KLARIFIKASI TUNJANGAN SERTIFIKASI GURU Di Majalengka, Capres Jokowi mengklarifikasi isu tunjangan sertifikasi guru yang akan dihapus jika dirinya terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia 2014-2019. Tudingan tersebut dibantah keras mantan wali kota Solo tersebut saat menghadiri kampanye terbuka istigotsah agung lapangan Gelanggang Generasi Muda (GGM) Majalengka, Rabu (18/9) siang. Jokowi mengakui banyak sejumlah guru yang bertanya kepadanya terhadap isu tersebut yang sudah berkembang dikalangan tenaga pendidik. Logikanya, kata dia, tunjangan sertifikasi tidak akan dihapus tetapi justru akan ditambah. Ia sangat menghormati seorang guru karena guru yang akan membuat anak-anak di bumi nusantara ini menjadi pandai. Pendidikan adalah karakter bangsa. Karenanya, pendidikan merupakan indeks pembangunan manusia (IPM) yang paling utama. Terlebih lagi, ke depan akan dihadapkan dengan Asean Economy Komunity (AEK) atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). “Gimana kita bisa bersaing nantinya dengan negara-negara yang lain kalo pendidikan di Indonesia ini lemah. Orang luar negeri pasti akan datang ke Indonesia dan kita harus disiapkan sedini mungkin,” terangnya, usai deklarasi dihadapan ribuan massa pendukung Jokowi-JK. Pria yang doyan blusukan itu tentunya akan mengevaluasi pendidikan. Seperti pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD). Diutamakan pendidikan dasar tersebut mengenal sopan santun, etika dan akhlak. Perbandingannya 80:20 persen. Kemudian, hal-hal yang berkaitan dengan budi pekerti. Ia bahkan sudah memiliki program Kartu Indonesia Pintar (KIP). Program tersebut bukan janji dan akan, melainkan sudah dijalankan saat dirinya menjadi Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. (ttr/abd/mik/jun/ono)

Tags :
Kategori :

Terkait