Sepakat Dinginkan Suasana

Sabtu 19-07-2014,16:30 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

JAKARTA - Calon presiden (capres) nomor urut 2 Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan para pendukungnya menanggalkan atribut selama masa kampanye pilpres lalu. Dia mengajak semuanya kembali pada identitas sebagai bangsa Indonesia. \"Kita kembali lah ke sebuah Indonesia Raya,\" tutur Jokowi setelah menjalankan salat Jumat di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, kemarin (18/7). Menurut dia, penting segera mengembalikan suasana di masyarakat seperti sebelum pelaksanaan pilpres. Pada kesempatan tersebut, Jokowi juga sudah memulai dengan tidak lagi memakai baju kotak-kotak yang menjadi ciri khasnya selama masa kampanye. Gubernur nonaktif DKI Jakarta itu memilih mengenakan baju putih. \"Mulai hari ini (kemarin, red) saya juga tidak memakai atribut yang nomor 2,\" tandasnya. Jokowi lalu menjelaskan bahwa atribut kampanye yang dimaksudnya tidak hanya sebatas baju kotak-kotak. Tapi juga semua hal yang berkaitan dengan kampanye pemenangan, termasuk gambar avatar dirinya yang banyak dipasang di media-media sosial. \"Saya sampaikan sekali saja,\" ingatnya kembali. Atas niat yang sama, Jokowi juga menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mengerahkan massa pada 22 Juli, saat pengumuman hasil rekapitulasi suara hasil pilpres oleh KPU. \"Dia menyeru relawan cukup berada di rumah. Doa maupun rasa syukur cukup dilakukan di rumah masing-masing. Harapan saya kondisinya biasa-biasa saja, lebih adem, sejuk,\" urai Jokowi. Anies Baswedan, juru bicara Tim Pemenangan Nasional Jokowi-JK, juga memastikan bahwa timnya tidak akan melakukan pengerahan massa menghadapi momen 22 Juli. Menurut dia, selain ingin menciptakan situasi kondusif dan stabil, hal tersebut merupakan bagian dari upaya menuju kedewasaan berpolitik. Karena itu, tegas Anies, kabar Jokowi-JK akan mengerahkan massa pada 22 Juli sama sekali tidak benar. \"Justru kami mendorong proses demokrasi yang sehat dan dewasa, bukan dengan pengerahan massa. Kami ingin menunjukkan bahwa bangsa ini terus belajar dalam proses demokrasi,\" papar Anies. Senada dengan Anies, Ketua Tim Pemenangan Nasional Jokowi-JK Tjahjo Kumolo pun menampik isu pengerahan massa yang santer berkembang. Politikus senior PDIP itu termasuk yang juga meminta kader dan relawan pendukung tidak turun ke jalan. \"Kepada struktural partai pengusung, dilarang keras turun ke jalan dalam merayakan kemenangan Jokowi-JK demi menjaga situasi yang kondusif dan stabil,\" ujar dia. Tjahjo menambahkan, ikhtiar untuk tidak turun ke jalan adalah bentuk dukungan Jokowi-JK kepada pihak kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban selama proses demokrasi berlangsung. \"Intinya, tidak ada upaya pengerahan massa,\" tegasnya. Terpisah, Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Hatta Rajasa membantah adanya kabar pengerahan massa saat proses rekapitulasi nasional di KPU pada 22 Juli. Anggota Tim Kampanye Nasional Prabowo-Hatta Moekhlas Sidik menyatakan, pihaknya mengikuti penuh instruksi sang capres nomor urut 1 Prabowo yang melarang adanya pengerahan massa dalam bentuk apa pun saat rekap final di KPU nanti. \"Pada intinya, kami dari tim Prabowo-Hatta berkomitmen penuh untuk mengawal suara secara damai. Bukan mengepung dan memaksa dengan cara pengerahan massa ke KPU seperti yang diisukan beberapa pihak,\" ujarnya di Rumah Polonia, Jakarta, kemarin. Moekhlas menyebutkan, dalam kondisi saat ini, pengerahan massa bukanlah keputusan yang bijak. Dia juga mengajak pasangan calon lain untuk bisa menenangkan para simpatisan dan mengikuti proses rekapitulasi dengan tertib. \"Saya mengimbau kepada seluruh pendukung dan simpatisan Prabowo-Hatta untuk terus menjaga suasana aman dan kondusif menjelang pengumuman hasil penghitungan suara yang akan dilaksanakan pada 22 Juli nanti oleh KPU,\" ujar mantan wakil kepala staf TNI Angkatan Laut itu. Menurut Moekhlas, saat ini yang paling penting adalah bergandengan tangan menyikapi hasil rekapitulasi KPU, lembaga yang dijamin negara untuk memutuskan siapa presiden Indonesia ke depan. \"Marilah kita bersama-sama menyikapi pesta demokrasi ini dengan arif dan bijaksana. Kita dukung KPU dengan sikap yang positif dan menjunjung tinggi perdamaian. Jagalah optimisme kita sambil terus memperbanyak doa,\" tuturnya. (dyn/bay/c9/fat)

Tags :
Kategori :

Terkait