Arus Balik Molor, Kepolisian Siapkan Skenario Tambahan

Selasa 05-08-2014,13:33 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

CIREBON – Prediksi bahwa puncak arus balik pada H+5 dan H+6, ternyata meleset. Sampai H+7 kemarin, arus balik yang menggunakan roda dua maupun empat masih terhitung sangat banyak. Oleh karena itu, kepolisian akhirnya menyiapkan skenario tetap melakukan pengamanan jalur dengan porsi sama, meskipun Ops Ketupat Lodaya 2014 selesai pada Rabu (6/8) lusa. Karena diprediksi, arus balik masih ramai hingga H+10. Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Drs Martinus Sitompul MSi mengatakan, jika masih ditemukan kepadatan arus balik dari arah Jateng menuju Cirebon, maka kepolisian akan tetap melakukan pengamanan, namun bentuknya bukan Ops Ketupat Lodaya melainkan hanya giat rutin yang ditingkatkan. Pasalnya, Operasi Ketupat Lodaya dari awal sudah ditentukan waktunya, jumlah personel pengamanan, anggaran hingga sasaran pengamanannya. “Sampai sejauh ini kita laksanakan yang ada dulu. Bila tetap ditemui kepadatan arus, kita akan tetap lakukan pengamanan di jalur,” ujarnya. Sementara itu, pantauan Radar kemarin, pihak kepolisian ternyata masih memberlakukan sistem alih jalur. Pemudik dari arah Jateng diarahkan ke Jakarta via Karangampel Indramayu. Pengalihan arus tersebut membuktikan bahwa kepadatan arus balik masih berlangsung pada H+7, meski jumlahnya tidak sebanyak H+5 dan H+6. Proses pengalihan arus sendiri dimulai dari pukul 14.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Kapolres Cirebon Kota AKBP H Dani Kustoni SH SIK MHum melalui Kasat Lantas AKP Wadi Sa’bani SH SIK mengatakan, pihaknya baru bisa mengalihkan jalur arus balik ke jalur alternatif pada pukul 14.00 WIB setelah sebelumnya harus mengurai dulu kepadatan yang terjadi akibat acara Grebeg Syawal Keraton Kanoman di komplek Astana Gunung Jati. Polisi harus menunggu acara tersebut selesai pada pukul 12.00 WIB dan mengurai kemacetan yang terjadi akibat ribuan pengunjung grebeg syawal yang berebut jalan. Bahkan pihaknya harus membuka tiga jalur ke arah Karangampel untuk mencairkan lalu lintas di Gunung Jati. “Rencananya arus balik kita alihkan dari pukul 11.00 WIB, namun kepadatan di Gunung Jati baru bisa terurai beberapa jam kemudian,” ujarnya. Dia pun mengaku, seluruh personelnya dalam kondisi siap jika memang prediksi arus balik molor dan waktunya melebihi perkiraan. “Intinya, kita siap, kondisi apapun di lapangan akan kita hadapi,” ungkapnya. KEPATUHAN BERLALU LINTAS MEMBAIK SELAMA MUDIK Sementara itu, tingkat kepatuhan berlalu lintas masyarakat selama arus mudik dan balik membaik. Hal tersebut memudahkan pelayanan mudik yang dilakukan jajaran kepolisian. Kapolri Jenderal Sutarman mengatakan, tren kecelakaan lalu lintas selama arus mudik dalam dua tahun terakhir juga menunjukkan tren penurunan. \"Saya ada datanya setiap hari kami evaluasi. Korban luka berat, luka ringan, dan korban meninggal juga menurun,\" katanya usai halalbihalal jajaran Mabes Polri di Jakarta kemarin. Dalam hal kemacetan, Sutarman mengakui ada hambatan yang terjadi di luar dugaan. \"Kami sudah siapkan semuanya, tahu-tahu jembatan Comal (Pemalang, Jateng) ambles. Antreannya sampai 35 kilometer dan kami harus lakukan rekayasa lalu lintas,\" ujarnya. Sebagian kendaraan langsung dialihkan ke jalur tengah. Baru saja pengalihan dilakukan, giliran jembatan Cibaruyan di Ciamis, Jawa Barat yang ambles dan menghambat jalur selatan. Kepolisian juga melakukan rekayasa lalu lintas. Saat arus balik, persoalan tersebut belum bisa diatasi secara maksimal karena kondisi jembatan yang masih labil. Meski begitu, Sutarman mengklaim kemacetan akibat kedua hambatan tersebut masih mampu diatasi oleh para personelnya. \"Secara keseluruhan (jalur) Jawa Barat bisa ditempuh dalam waktu 10 jam. Ini masih dalam batas toleransi,\" lanjutnya. Pihaknya akan melakukan evaluasi total besok (6/8) untuk menentukan antisipasi yang akan disiapkan untuk arus mudik 2015. Menteri Perhubungan EE Mangindaan mengatakan, secara keseluruhan mudik berjalan lancar. Menurut dia, permasalahan mudik tinggal tentang kemacetan. Mangindaan mengakui kemacetan tahun ini lebih parah dari tahun lalu. \"Sebenarnya persiapan sudah bagus. Namun menjelang arus mudik kami dikejutkan dengan amblesnya jembatan Comal dan Cibaruyan. Itu yang membuat kemacetan panjang,\" paparnya. Selain itu, kata dia, kemacetan juga dipicu karena perlintasan sebidang yang ada di beberapa daerah. Mangindaan mengatakan, adanya pertemuan jalur kereta api dan jalur darat itu membuat kendaraan yang melintas harus mengurangi kecepatan. Sebagai solusinya, Mangindaan meminta Kementerian Pekerjaan Umum (PU) segera memperbaiki kerusakan infrastruktur tersebut. Terutama, jembatan Comal yang merupakan jalur vital angkutan orang dan barang. Sebenarnya, dia berharap PU segera menyelesaikan pembangunan jalan tol di Pulau Jawa sehingga beban pantura bisa dikurangi. \"Namun ternyata pembangunannya belum selesai,\" ungkapnya. Sedangkan untuk perlintasan kereta api, pihaknya akan melakukan pertemuan dengan Kementerian PU. Pertemuan itu akan membahas siapa yang bertanggung jawab apakah Kemenhub atau Kementerian PU. Untuk evaluasi mengenai angkutan mudik, ada dua catatan yang menonjol. Yakni peminat mudik gratis membludak. Baik yang menggunakan jalur laut maupun jalur darat. Hal itu mampu mengurangi jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor. Kapal laut mengangkut 1.250 motor. Sedangkan kereta api dan truk mengangkut 4.937 motor. Pada Lebaran tahun ini, moda transportasi kereta api dan kapal laut naik cukup tinggi. Mangindaan mengatakan, pihaknya berencana menambah kereta api dan kapal laut pada mudik tahun depan. \"Minat warga pada dua angkutan itu naik. Selain itu untuk mengurangi kecelakaan lalu-lintas di jalan,\" ujarnya. Dari data yang diperoleh, penumpang yang naik kereta api melonjak drastis. Tahun lalu jumlahnya 3.344.456 penumpang. Tahun ini naik menjadi 3.979.850 penumpang atau naik sebesar 19 persen. Semua jurusan habis terjual. Sedangkan kapal laut laris manis disebabkan adanya program mudik gratis. Politikus Partai Demokrat itu menjelaskan penambahan pada dua moda transportasi itu akan sangat berguna. Khususnya untuk mengatasi kemacetan di jalur darat. Sebab, selama ini kapasitas jalan tidak bisa lagi menampung pertambahan kendaraan. Selain itu, kata dia, kapal laut dan kereta sangat berperan dalam mengurangi angka kecelakaan. Dia menyebutkan tahun lalu jumlah kejadian mencapai 3.200 kecelakaan dengan korban meninggal mencapai 686 orang. Sedangkan tahun ini berkurang menjadi 2.700 kejadian dengan 528 korban jiwa. \"Kalau kami maksimalkan lagi kereta dan kapal laut pasti bisa menekan korban jiwa,\" ungkapnya. (dri/jpnn)

Tags :
Kategori :

Terkait