Tekan Kesenjangan Daerah Perbatasan

Jumat 10-10-2014,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Gamawan Fauzi Apresiasi BKAD Kunci Bersama  KUNINGAN–Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI mengapresiasi prestasi Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD) Kunci Bersama yang sukses merangkul delapan kabupaten/kota lingkup Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Karena gagasan visioner H Aang Hamid Suganda tersebut telah menorehkan berbagai mega proyek pembangunan daerah perbatasan. Pada Rakornas Kemendagri di Golden Boutique Hotel, Jakarta, Kamis (9/10), mantan bupati Kuningan dua periode inipun diberi anugerah penghargaan BKAD berprestasi se-Indonesia.Penghargaan diterima langsung Ketua BKAD Kunci Bersama, H Aang Hamid Suganda dari Mendagri H Gamawan Fauzi. “Banyak kerjasama antardaerah terjadi, tapi banyak pula yang stagnan. Tapi BKAD Kunci Bersama, selain eksis, program dan kegiatannya juga nyata bisamenyejahterakan masyarakat perbatasan,” ungkap Gamawan Fauzi. Ketua BKAD Kunci Bersama H Aang Hamid Suganda menuturkan, BKAD Kunci Bersama terbentuk dari Kuningan Summit tahun 2011.“Dasar pemikirannya, ialah kesepahaman bersama untuk mengatasi permasalahan kesenjangan kesejahteraan, kemakmuran dan layanan publik yang masih jauh tertinggal di daerah perbatasan,” terangnya. Menurut dia, ada 10 permasalahan yang dihadapi wilayah perbatasan. Yaitu rendahnya kualitas pelayanan publik, sarana-prasarana layanan belum memenuhi standar, aksesibilitasnya masih rendah, terbatasnya daya saing, tingginya kemiskinan akibat keterisolasian kawasan, dan terbatasnya lembaga ekonomi. Persoalan lainnya ialah tingginya tingkat kerawanan gangguan keamanan dan ketertiban, pemanfaatan sumber daya alam bersama, penataan wilayah perbatasan, terakhir turunnya kualitas lingkungan dan sumber daya alam. Dari Kuningan Summit itulah Aang berharap bisa terbangun komitmen bersama dari para kepala daerah.Tentu juga mendapat dukungan penuh dari para gubernur dan ketua dewan kedua provinsi, termasuk para petinggi di tingkat pusat.“Titik tekan pencarian solusi dari permasalahan perbatasan tersebut berupa layanan publik, kesejahteraan, pendidikan dan kesehatan,” tandas Aang. Melalui BKAD Kunci Bersama, Aang mengajak seluruh kabupaten/kota Kunci Bersama untuk mengubah persepsi begatif daerah perbatasan. Di mana persepsi selama ini daerah perbatasan hanya sebagai  halaman belakang atau layak dijadikan tempat buang sampah. Menurutnya, daerah perbatasan meruapakan beranda luar. Baik di depan maupun di belakang, di samping kanan maupun di samping kiri.Sehingga mesti diperhatikan dan diperlakukan sama dengan pusat.“Mari kita jadikan daerah perbatasan sebagai halaman depan rumah yang perlu ditata. Dijadikan sebagai taman indah, layaknya taman rumah mewah yang ada rumput hijau ditumbuhi dengan pohon rimbun. Bila perlu ada kolam air mancur, lampu taman dan tempat main anak-anak. Sehingga bisa menyenangkan keluarga dan tamu,” ajaknya. Aang juga mengajak untuk menjadikan daerah perbatasan sebagai daerah pertumbuhan yang baik di berbagai sektor. Sehingga bisa memakmurkan masyarakatnya. Aang membeberkan, hasil kinerjanya sejauh inidi sektor pendidikan tengah ikut memperjuangkan Unswagati Cirebon menjadi perguruan tinggi negeri (PTN). Di Kuningan, telah dibangun sekolah inklusi di Kecamatan Cibingbin yang bisa dimanfaatkan Kuningan dan Brebes.Di Ciamis juga ada Unigal, dimana statusnya perlu ditingkatkan,sehinga bisa menjadi PT yang bisa dinikmati warga Ciamis, Banjar, Pangandaran dan Cilacap.“Di sektor insfrastruktur, Waduk Cileuweung juga tengah dibangun. Waduk tersebut akan bermanfaat buat irigasi pengairan pertanian warga Kabupaten Kuningan dan Brebes. Pelabuhan Samudara Cilacap kemampuannya juga bisa ditingkatkan,” sebutnya.(tat)

Tags :
Kategori :

Terkait