Bantuan Rekonstruksi Gaza Rp61,8 Triliun

Selasa 14-10-2014,08:39 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KAIRO - Penderitaan warga di Jalur Gaza, Palestina, membuat dunia bersimpati. Minggu (12/10) konferensi khusus untuk menggalang bantuan digelar di Kairo, Mesir. Konferensi sehari tersebut diikuti 50 negara dan 20 organisasi regional serta internasional. Total sumbangan yang akan diberikan ke Palestina mencapai USD 5,4 miliar atau setara dengan Rp 61,8 triliun. \"Jumlah itu melampaui permintaan (bantuan) dari pemerintah Palestina, yaitu USD 4 miliar (Rp 45,8 triliun),\" ujar Menteri Luar Negeri Norwegia Boerge Brende. Konflik antara Israel dan Hamas tahun ini memang berdampak luar biasa. Jalur Gaza bisa dibilang lumpuh total. Setidaknya, 100 ribu warga Gaza kehilangan tempat tinggal. Hampir seluruh infrastruktur di Gaza hancur. Lebih dari 2.100 warga Palestina tewas. Mayoritas adalah warga sipil yang terdiri atas perempuan dan anak-anak. Di pihak Israel, 67 prajurit dan 6 warga sipil tewas. Karena kondisi Gaza yang mengenaskan itu, pemerintah Israel sempat meminta bantuan internasional. Saat itu, besaran bantuan yang diminta untuk memulihkan Gaza mencapai USD 4 miliar. Politikus dari Partai Konservatif itu lantas memerinci beberapa negara yang menyumbangkan bantuan tersebut. Uni Emirat Arab (UEA) dan Turki masing-masing memberikan USD 200 juta (Rp 2,3 triliun), Qatar USD 1 miliar (Rp 11,4 triliun). Arab Saudi USD 500 juta (Rp 5,7 triliun), serta Amerika Serikat (AS) USD 212 juta (Rp 2,4 triliun). Sebelumnya, AS mengucurkan USD 400 juta (Rp 4,6 triliun) untuk bidang keamanan, pembangunan ekonomi, makanan, obat-obatan, shelter, air, dan proyek sanitasi. Di sisi lain, bantuan dari negara-negara Uni Eropa (UE) mencapai USD 568 juta (Rp 6,5 triliun). Brende menjelaskan, hanya separo uang bantuan tersebut yang akan dipakai untuk pengerjaan rekonstruksi di Gaza. Namun, dia tidak memerinci bakal dipakai untuk apa saja sisa uang itu. Brende hanya menyebutkan, sebagian bantuan rencananya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga Gaza. \"Ini adalah terobosan yang luar biasa. Sinyal yang sangat penting terhadap solidaritas pada warga Palestina secara umum dan khususnya bagi orang-orang yang sangat menderita di Gaza,\" ujar Brende. Menteri Luar Negeri Qatar Khalid bin Mohammed al-Attiyah menambahkan, warga Gaza tidak hanya membutuhkan bantuan finansial, tapi juga dukungan politik. Dengan begitu, gedung-gedung yang akan mereka rekonstruksi tidak hancur lagi karena perang. Di lain pihak, Menteri Luar Negeri AS John Kerry menyambut baik bantuan tersebut. Sebab, ribuan warga Palestina di Gaza membutuhkannya secepatnya. \"Warga Gaza benar-benar sangat membutuhkan bantuan kita. Bukan esok, bukan minggu depan, tapi mereka membutuhkannya saat ini,\" tegasnya dalam konferensi tersebut. Sebelumnya, Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi mendesak agar Israel berkomitmen untuk berdamai dalam jangka panjang. Mereka juga meminta Israel menyerahkan tanah yang diambil dari Palestina saat perang 1967. \"Kita seharusnya membuat momen ini sebagai awal sesungguhnya dari perdamaian yang mengukir kesuksesan, stabilitas, dan membuat mimpi untuk hidup berdampingan menjadi sebuah kenyataan,\" ujar Sisi. Sayangnya, dalam konferensi tersebut, Israel justru tidak diundang. Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman menegaskan, tidak mungkin melakukan pembangunan di Palestina tanpa izin Israel. Sebab, tanpa persetujuan Israel, material untuk pembangunan tidak bisa masuk ke jalur Gaza. Selama ini, Israel memang memblokade akses masuk wilayah tersebut. Jika mereka tidak mengizinkan material rekonstruksi untuk masuk, otomatis pembangunan akan sulit dilakukan, kecuali lewat perbatasan dari sisi Mesir. \"Kalian tidak bisa merekonstruksi Gaza tanpa partisipasi dan kerja sama Israel,\" ujar Lieberman seperti dikutip di website portal berita Ynet. \"Dalam beberapa kasus, kami akan berusaha positif terkait (perbaikan) infrastruktur sipil dan rehabilitasi penduduk sipil,\" tambahnya. Israel takut material seperti semen akan dipakai Hamas untuk membangun terowongan-terowongan menuju wilayah mereka. Di sisi lain, Sekjen PBB Ban Ki-moon mengunjungi Jerusalem kemarin (13/10). Dia akan menemui Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu serta Presiden Israel Reuven Rivlin. Hari ini dia dijadwalkan mengunjungi Gaza untuk mendengar langsung keresahan warga di sana. (BBC/Haaretz/sha/c5/ami)

Tags :
Kategori :

Terkait